Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersiap mengantisipasi bencana yang berpotensi terjadi di musim hujan. Termasuk daerah Dinar Indah Semarang yang menjadi langganan banjir.
Antisipasi bencana itu berupa Apel Gladi Lapangan Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Penghujan di halaman Balai Kota Semarang yang dihadiri sejumlah stakeholder. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) mengatakan di awal musim hujan sudah sempat ada genangan yang terjadi di Kota Semarang.
"Beberapa waktu lalu terjadi titik longsor dan pohon tumbang dan terjadi beberapa genangan khususnya di Kaligawe dan Kecamatan Genuk karena memang beberapa pompa air masih perbaikan dan beberapa drainase harus dilakukan pembenahan karena ada beberapa tempat terjadi sumbatan dan alhamdulillah kemarin awalnya momok genangan dan beberapa kali hujan tidak terjadi genangan dan ini menjadi satu bahwa kita yang terus menerus melakukan pembenahan baik drainase, baik sampah agar pompa di seluruh wilayah bekerja maksimal," kata Ita di Balai Kota Semarang, Senin (27/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkot Gandeng BBWS Tangani Banjir di Dinar Indah
Pemkot Semarang sudah bersiap menghadapi musim hujan salah satunya dengan perbaikan drainase di banyak titik. Saat ditanya soal perumahan Dinar Indah, Tembalang, yang rawan banjir karena berada di tepi sungai Babon, Ita menjelaskan antisipasi sudah dilakukan bersama BBWS.
"Sekarang dengan BBWS kami membuat bronjong semoga di awal Desember ini sudah jadi. Karena apa, kami juga sampaikan ke BBWS karena itu termasuk sempadan sungai yang tidak boleh dibangun sehingga kalau misalnya di sana pun membangun tanggul yang besar dan sebagainya sama saja melegalkan, ini yang menjadi perdebatan. Sehingga kita membuat tanggul atau bronjong di beberapa wilayah kemarin kan emang sudah ada beberapa yang keropos ini sudah di perbaikan. Kemarin dari BBWS sudah mengajukan lagi di pusat agar bisa diperbaiki secara permanen," jelas Ita.
Pengembang di Dinar Indah, lanjut Ita, sudah tidak diketahui keberadaannya dan warganya enggan dipindah ke rusunawa. Pemkot pun sedang mencari lahan miliknya yang bisa dimanfaatkan, namun pengalihan aset bukan hal mudah.
"Kemarin kami memang sudah melakukan upaya-upaya, sekarang di sana masih ada sekitar 30 KK dari 50-an rumah. Kami sedang melakukan inventarisir adakah lahan milik pemerintah kota, ada fasum atau fasos. Memang baru kami lakukan bisa dikatakan agak terlambat karena kami baru koordinasi ketika ada pengecekan KPK soal pengelolaan aset di mana masalah bisa muncul di Dinar Indah. Ini kan pengembangnya Dinar Indah sudah nggak ada terus dia (warganya) tidak mau dibuatkan rusun," ujarnya.
Ita menjelaskan Pemkot Semarang mencatat ada 342 bencana di tahun 2020. Kemudian di 2021 terdata ada 432 bencana dan di 2022 ada 324 bencana. Ita pun berharap warga ikut andil menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
"Kami juga memohon masyarakat untuk menjaga lingkungan dan menjaga kebersihan. Masyarakat diharapkan bisa mengelola sampahnya agar tidak terjadi bencana banjir di wilayahnya," tegasnya.
Untuk diketahui tentang Dinar Indah, lokasinya berada di pinggir aliran sungai Babon. Ketika sungai meluap, air akan masuk ke perumahan. Pada awal tahun lalu, tanggul di sana jebol dan menyebabkan banjir parah.
(ams/apl)