Koripan, sejak lama dikenal sebagai daerah sentra pande besi tempa di Kabupaten Klaten. Tapi siapa sangka daerah penghasil alat rumah tangga dan pertanian itu ternyata tidak ada secara administratif, kok bisa ?
"Namanya ada tapi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tidak tercatat, secara administratif juga tidak ada, bukan nama desa, dusun, atau RT RW," kata Kades Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Gunawan Budi Utomo kepada detikJateng, Minggu (6/8/2023) siang.
Dituturkan Gunawan, nama Koripan sejak turun-temurun dikenal di wilayah Solo sekitar, bahkan Jawa Tengah sebagai penghasil alat rumah tangga dan pertanian. Mulai pisau, cangkul, sabit dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak dulu kalau bicara alat rumah tangga, pisau, cangkul dan sebagainya ya Koripan pusatnya. Bahkan sejak zaman kerajaan sudah ada," tutur Gunawan.
Konon, sebut Gunawan, nama Koripan berasal dari Kahuripan yang menjadi pusat pande besi masa kerajaan di abad 15- 16 Masehi. Koripan awalnya penghasil senjata keris.
"Awalnya untuk para empu keris. Tapi seiring perkembangan zaman bergeser membuat alat rumah tangga dan pertanian tapi sampai sekarang keris tangguh Koripan masih ada," jelas Gunawan.
![]() |
Nama Koripan, kata Gunawan, terakhir sebagai sebuah nama pasar di wilayah desanya. Pasar itu disebut pasar Koripan untuk menjual alat rumah tangga, pasar hewan dan lainnya.
"Dulu ya pasar hewan, alat rumah tangga dan barang lainnya. Pasar itupun sekarang sudah tidak ada, tinggal sisa bangunan dan di tengahnya ada masjid," sambung Gunawan.
Saking terkenalnya nama Koripan, ucap Gunawan, sampai saat ini pun masih ada warga luar yang tersesat karena mencari alamat Koripan. Jika alamat Koripan pasti yang dicari tidak ditemukan.
"Banyak kalau nyarinya Koripan tidak akan ketemu. Karena Koripan itu merujuk tiga desa, Desa Kranggan, Desa Segaran, Desa Keprabon, bahkan pokoknya kalau utara Kecamatan Delanggu disebut Koripan," imbuh Gunawan.
Sesepuh Bale Agung Bhumi Koripan, Agung Setiyoko atau Agung Bakar mengatakan konon nama Koripan lekat dengan nama empu Supo. Salah satu pembantunya bernama empu Korip.
"Dulu ada empu Supo di daerah sini, salah satu Panjak, pembantu namanya empu Korip. Dulu memang di sini untuk pembuatan senjata keris, dari Radya Pustaka pernah ke sini, memang sepuh," kata Agung kepada detikJateng.
![]() |
Selengkapnya baca di halaman berikutnya....
Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]