Kawah Timbang menjadi salah satu kawah yang terus dipantau oleh Pos Pengamatan Gunung Api Dieng. Kawah ini berpotensi mengeluarkan gas beracun menyusul meningkatnya aktivitas kegempaan di Gunung Api Dieng.
Ada tiga kawah di dataran tinggi Dieng yang terus dipantau Pos Pengamatan Gunung Api Dieng menyusul naiknya status waspada pada Gunung Api Dieng. Yakni Kawah Sileri dan Kawah Timbang di wilayah Banjarnegara serta Kawah Sikendang di wilayah Wonosobo.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada warga agar tidak mendekat ke area kawah. Baik Kawah Timbang maupun Sileri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kami bersama pihak Kecamatan Batur melakukan sosialisasi kepada warga atau petani agar tidak mendekat ke area kawah Timbang dan Sileri," kata Andri saat ditemui di dataran tinggi Dieng, Selasa (17/1/2023).
Meski begitu, sebagian besar penduduk lokal sudah memahami karakter dari kawah Timbang. Namun, dia tetap mengantisipasi jika ada petani dari luar Kecamatan Batur.
"Para petani sudah hafal dengan menggunakan kearifan lokal, misalnya berangkat ke kebun saat sudah siang. Itu akan meminimalisir ancaman gas beracun," lanjutnya.
Andri menyampaikan ancaman gas beracun atau CO2 ini lebih berbahaya di waktu pagi hari atau saat kondisi mendung dan berkabut. Sebab, gas beracun akan terurai jika terkena panas matahari.
"Kalau jalan menuju ke ladang harus hati-hati karena melewati area Kawah Timbang. Jangan terlalu pagi atau pas mendung berkabut. Kalau siang paparan gas bisa terurai dengan panas matahari," jelasnya.
Sementara itu, Pos Pengamatan Gunung Api Dieng mencatat ada peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) rata-rata sampai 0,558 persen volume di Kawah Timbang.
"Untuk kawah Timbang ada peningkatan konsentrasi gas CO2. Minimal 0,395 persen volume dan maksimal 0,9 persen volume. Rata-rata 0,558 persen volume," sebut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip, saat ditemui di ruang kerjanya.
Dengan kondisi ini, ia mengatakan area pertanian di sekitar Kawah Timbang masuk zona berbahaya. Ia meminta kepada para warga dan petani untuk tidak mendekat ke Kawah Timbang. Saat ini radius aman untuk Kawah Timbang 500 meter dari bibir kawah.
"Petani yang ada di kawasan Kawah Timbang untuk hati-hati. Jangan terlalu pagi, itu sangat riskan karena bisa terpapar gas CO2. Untuk jarak aman sesuai rekomendasi 500 meter dari bibir kawah," imbaunya.
Selengkapnya di halaman berikut.
Surip mengimbau para warga waspada karena ancaman gas beracun tidak bisa dirasakan. Namun sebaliknya bisa mengakibatkan kematian.
"Gas beracun ini tidak berasa dan tidak berbau. Tetapi bisa menyebabkan kematian," kata dia.
Kejadian kelam perihal bencana kawah Timbang pernah terjadi tahun 1979 lalu. Saat itu memakan korban lebih dari 100 orang.
"Pada tahun 1979 memakan korban 100 orang lebih. Pada 2011 kawah Timbang juga mengeluarkan aliran gas CO2 sampai 350 meter. Tetapi tidak sampai ada korban jiwa. Tahun 2013 aliran gas CO2 sampai 2 kilometer dan tidak sampai mengakibatkan adanya korban jiwa," paparnya.