Curhat Korban Banjir Rob Semarang soal Mahalnya Biaya Tinggikan Rumah

Curhat Korban Banjir Rob Semarang soal Mahalnya Biaya Tinggikan Rumah

Afzal Nur Iman - detikJateng
Jumat, 02 Des 2022 18:34 WIB
Rumah warga di Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, yang lebih rendah dari jalan kampung. Rumah ini langganan terendam banjir rob tiap air laut pasang, Jumat (2/12/2022).
Rumah warga di Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, yang lebih rendah dari jalan kampung. Rumah ini langganan terendam banjir rob tiap air laut pasang, Jumat (2/12/2022). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Banjir rob merendam sejumlah permukiman di pesisir utara Semarang pagi tadi, termasuk di kawasan Tambaklorok, Semarang Utara. Terkendala mahalnya biaya untuk meninggikan rumah, sebagian warga mengaku hanya pasrah tiap kali banjir masuk ke tempat tinggalnya.

Salah satunya Sabiatun (65), warga RT 02 RW 15 Kelurahan Tanjung Mas. "Tadi sedengkul, kulkas terendam semua, pakaian terendam," kata Sabiatun saat ditemui di sekitar rumahnya, Jumat (2/12/2022).

Rumah Sabiatun memang lebih rendah dari jalan kampung. Sebagian tetangganya sudah meninggikan rumah mereka agar tak kemasukan air saat banjir rob.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabiatun juga ingin meninggikan rumahnya tapi terkendala biaya. "Nggak ada biayanya Mas, maunya sih rumahnya tinggi," kata janda yang bekerja sebagai pembersih kerang itu.

Menurut Sabiatun, biaya meninggikan rumah mencapai puluhan juta. Belum lagi kalau rumah itu harus ditinggikan bagian atasnya.

ADVERTISEMENT
Rumah warga di Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, yang lebih rendah dari jalan kampung. Rumah ini langganan terendam banjir rob tiap air laut pasang, Jumat (2/12/2022).Rumah warga di Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, yang lebih rendah dari jalan kampung. Rumah ini langganan terendam banjir rob tiap air laut pasang, Jumat (2/12/2022). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

"Urukan di sini mahal, satu dump sama upahnya itu sejuta. Untuk meninggikan rumah 10 dump bisa, kalau rumahnya luas tambah banyak," ujarnya.

Warga lain, Toni (38) juga mengeluhkan hal yang sama. "Paling nggak ya sampai 100 (juta), karena kalau ini ninggiin pasti bagian atas ditinggikan," kata Toni.

Bagi Toni, meninggikan rumah sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Di kampungnya, warga yang mampu secara ekonomi bisa meninggikan rumah tiap 5-10 tahun sekali.

"Ada yang lima tahun sekali, tergantung ketinggiannya. Kalau sudah tinggi sampai 10 tahun bisa," katanya.

Oleh karena ketinggian rumah Toni terbilang rendah, setiap air laut pasang rumahnya hampir selalu kebanjiran. Pagi tadi ketinggian air di rumahnya berkisar 50-60 sentimeter. Padahal genangan air di jalan kampungnya hanya setinggi mata kaki orang dewasa.

"Ketinggiannya sampai 50-60 cm, mulai tinggi-tingginya jam 4 pagi," kata Toni.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas BMKG Semarang Retno Widyaningsih mengatakan penyebab banjir rob adalah air laut pasang ditambah dengan curah hujan yang tinggi.

"Kebetulan minggu ini adalah fase pasang, kita sudah mengeluarkan peringatan dini dari tanggal 30 (November) kemarin," kata Retno saat dihubungi wartawan, Jumat (2/12).

"Jadi sebenarnya terjadi dini hari. Sebenarnya ini sudah mulai surut, cuma ada penambahan curah hujan cukup signifikan. Nah itu jadi mungkin menambah air pasang pada pagi hari ini," jelasnya.

Retno menambahkan, titik tertinggi air pasang terjadi pada pukul 03.00 WIB. Saat itu, ketinggian air pasang mencapai 190 sentimeter.




(dil/ams)


Hide Ads