Banjir rob terjadi di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, sejak sekitar dua minggu lalu. Rob juga masih merendam jalan Pantura Semarang-Demak wilayah Sayung. Sebagian pemotor mencoba menghindar dengan melintas di jalan kecil sisi selatan jalan raya.
Salah satu warga setempat, Arif (24) mengatakan kondisi yang menyulitkan tersebut tak kunjung membaik selama sekitar dua minggu ini.
"(Rob) Kadang tingginya itu sebetis orang dewasa. Saya warga sini resah banget. Kasihan juga yang sini. Tiap hari lewat sini, tiap hari kena rob," kata Arif saat ditemui detikJateng di jalan Pantura Semarang-Demak, Jumat (13/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi selatan jalan yang terdampak rob itu terlihat sudah ada beton yang baru dibangun beberapa hari ini untuk membendung air rob. Arif menyebut upaya pemerintah baru sebatas memasang beton itu dan mengoperasikan pompa air.
"Beton itu kayaknya baru ada dua hari ini, tapi ya bisa dilihat airnya juga tetap tinggi. Harapannya bisa lebih jelas solusinya," ujar dia.
Arif menambahkan, jika tak kunjung ada solusi dari pemerintah, warga tak segan menggelar demo. Rencananya demo bakal digelar Minggu (15/6) mendatang.
"Iya besok Minggu katanya mau ada aksi, nutup Pantura, tapi nggak tahu jadi atau nggak. Ya itu karena robnya nggak segera ditangani," ucap dia.
Warga setempat lainnya, Muslih (47) mengatakan kemarin warga membongkar median jalan untuk mempermudah pengendara yang hendak putar balik.
"Dibongkarnya dari kemarin, karena sekarang kan rob terus, warga itu resah. Robnya kok terus-terusan," kata Muslih.
"Ini kan baru dibongkar kemarin, dicor siang hari. Tapi karena cornya masih basah, belum bisa dipakai buat putar balik," sambung dia.
Pembongkaran median juga diharapkan bisa mencegah warga melawan arus saat berusaha menghindari genangan rob. Selama ini, pengendara motor sering nekat melawan arus karena genangan rob di sisi sebelah lebih dalam.
Warga lainnya, Ratna (34), menyebut rob yang tak kunjung surut ini membuat aktivitas warga terganggu. Menurut dia, banyak kendaraan milik karyawan maupun warga yang mulai rusak akibat setiap hari terendam air asin.
"Motornya pada karatan semua gara-gara kena air rob. Ini gara-gara rob ini juga makanya warung saya ditinggikan terus, hampir tiap tahun kayak gitu," kata Ratna.
Ratna menambahkan, meski ada pengerukan sungai dan pemasangan pompa air, rob tetap saja tak surut.
"Ya berharap ada solusi dari pemerintah. Supaya lebih enak lagi warganya beraktivitas, lebih lancar lagi. Kasihan yang punya warung juga susah ngantar makanan. Ini udah dua minggu nggak surut-surut," ucap dia.
(dil/ahr)