Hujan lebat di Kota Semarang kemarin mengakibatkan beberapa rumah terendam banjir sehingga warga mengungsi. Rumah para warga itu penuh lumpur, bahkan ada perabotan yang hanyut.
Air dari hujan lebat malam tadi menggenang beberapa daerah di Kota Semarang. Salah satunya Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.
Ketua RW 26 Perumahan Dinar Indah, Catur Hariyanto mengatakan, para warga yang sempat mengungsi semalam telah kembali ke rumahnya masing-masing dini hari tadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua warga mengungsi di balai RW, di masjid. Mulai kembali jam 01.00 WIB malam. Begitu air sungai surut, otomatis air yang di rumah warga langsung tersedot habis," kata Catur saat dihubungi detikJateng, Selasa (21/2/2025).
Ia mengatakan, banjir semalam menggenang rumah para warga sejak pukul 19.00 WIB. Alarm perumahan pun telah berbunyi sejak sekitar pukul 18.30 WIB.
"Begitu air sungai tinggi, alarm berbunyi, jadi warga pengalaman tahun yang lalu, mengkhawatirkan, kalau alarm berbunyi langsung ngungsi," jelasnya.
"Air sempat masuk ke rumah, diperkirakan kalau yang paling pinggir tanggul sampai 60-an sentimeter. Cuma kalau yang di depan paling sampai 15 sentimeter," lanjutnya.
Ia bercerita, saat hujan semalam, tak sedikit rumah warga yang kebanjiran. Luapan air sungai itu memasuki rumah warga sambil membawa lumpur, sehingga mengotori rumah para warga.
"Kemudian yang bapak-bapak langsung membersihkan rumah dari lumpur, karena kalau membersihkan besoknya semakin sulit," terangnya.
Sementara itu, banjir semalam juga menggenangi rumah warga perkampungan di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur. Salah satu warga, Nero (20) mengatakan saat ini kondisi rumahnya sudah tak tergenang.
Namun jalan perkampungan masih becek penuh lumpur. Beberapa perabotan warga yang basah dan sempat hanyut pun dijemur di jalanan.
"Banjir kayak gitu sering, tapi nggak sampai separah ini. Baru ini paling parah," tuturnya.
Ia mengatakan, banjir menerjang perkampungan warga sekitar pukul 18.30 WIB. Awalnya, banjir hanya menggenang jalanan perkampungan.
"Tapi tambah lama tambah naik sampai tetangga lain nggak nyangka naik sampai seperut. Sebelumnya sih mentok di jalanan, masuk teras se-mata kaki," ungkapnya saat dihubungi detikJateng.
"Tetanggaku yang rumahnya pojok itu kan agak nurun jadinya kena setengah rumah sebelumnya. Ini sampe tenggelam, sampai ke atap," sambungnya.
Ia memperkirakan, banjir yang menerjang perkampungannya itu diakibatkan hujan lebat dengan durasi cukup lama, sehingga air sungai pun meluap. Dia bahkan kehilangan perabotan.
"Perabotan sampai hilang, rusak, kulkasku njempalik (terbalik) juga. Kalau sekarang jalan hampir dipenuhi lumpur, sebagian sudah dikeruk," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, hujan sekitar lima jam mengakibatkan genangan di beberapa daerah di Kota Semarang. Banjir bahkan hingga memasuki rumah warga di perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang dan perumahan di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur.
Salah satu warga perumahan Dinar Indah, Fajar, mengatakan, banjir itu diduga merupakan limpasan air dari Sungai Babon karena hujan lebat yang tak kunjung reda. Ada sekitar 27 kepala keluarga di daerah tersebut yang mengungsi.
"Ada sekitar 110 jiwa. Pas alarm bunyi meski masih setinggi mata kaki airnya, warga sudah mengamankan barang dan mengungsi. Kalau nunggu airnya tinggi, takutnya seperti tahun lalu," kata Fajar kepada detikJateng, Senin (20/1).
Sementara salah satu warga Kelurahan Bendan Duwur, Joko (45) mengatakan banjir telah menggenangi rumahnya sejak maghrib.
"Banjirnya sudah dari habis Magrib, tingginya sampai paha kalau di rumah saya. Di rumah lain ada yang sepinggang orang dewasa, paling dalam ada yang sedada lebih," ungkapnya kepada detikJateng.
(apu/afn)