Wahyu Hadi (56), warga Jalan Madura No 7, Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, memanfaatkan air hujan untuk obat terapi berbagai penyakit secara gratis. Berikut ini caranya.
Wahyu mengatakan, air hujan mengandung banyak manfaat karena memiliki tingkat kebersihan dan pH yang tinggi di antara 6,5-7.
"Air hujan dapat menyembuhkan berbagai penyakit karena molekulnya kecil. Sehingga bisa diminum, melalui proses penyaringan dan dimasak dengan elektronisa (disetrum) untuk menaikkan pH-nya jadi 9,5. Proses penyetrumannya 1 liter 1 jam," kata Wahyu, Senin (12/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara penyetrumannya, air hujan yang bersih itu dialiri listrik searah (DC). Ada alat khusus untuk menyetrum air hujan tersebut, yang dapat memisahkan asam dan basa.
Meminum air hujan basa, ujar Wahyu, bisa membantu mengobati penyakit seperti asam urat, gula darah tinggi, kolestrol, dan asam lambung. Sedangkan zat asam dari air hujan untuk obat luar, caranya disemprotkan ke kulit.
"Karena sifatnya terapi, jadi harus rutin dan banyak. Minimal 1,5 liter per hari," ujarnya.
Masyarakat yang ingin meminta air hujan yang telah diolah itu bisa ke rumah Wahyu dengan membawa galon. "Ini sifatnya sedekah, saya tidak mematok tarif bagi yang meminta air," ucapnya.
Pemanfaatan air hujan ini bisa dilakukan siapa saja. Untuk menggaungkan gerakan memanen air hujan, Wahyu mendirikan sekolah air hujan pada November 2018 di rumahnya.
Dia mengaplikasikan teknologi tepat guna ini dari saudaranya, seorang ahli hidrologi dari Universitas Gadjah Mada.
Alat-alat yang digunakan cukup sederhana, seperti pipa PVC, tandon air, saringan air, dan alat untuk menyetrum air. "Yang ambil dan belajar sudah banyak," kata dia.
Menurut pengamat obat herbal sekaligus Komisaris PT Phytomed Neo Farma Sukoharjo, dr Anton Budi Hermawan, ada tiga hal dasar air itu baik dikonsumsi sesuai kriteria kesehatan. Yaitu tidak berbau, tidak berwarna, dan berasa.
Dalam perkembangannya, banyak teori baru yang muncul seperti air dengan pH basa atau air dengan pH di atas 7, atau air dengan pH netral (pH 7) lebih sehat. Teori lain mengklaim air pH basa diikuti dengan Total dissolved solids (TDS) yang rendah, sedang, atau tinggi.
Teori terakhir, air yang sudah disuling kemudian dimasukkan ke suatu alat dengan magnetik maupun elektronik, yang diklaim untuk mengecilkan molekul air atau bertambahnya elektronik.
"Menurut saya itu harus ada penelitian lebih lanjut. Prinsip dasarnya, air putih dengan syarat kesehatan dan dengan volume yang dianjurkan itu sudah bagus," ujarnya.
Mengenai pemanfaatan air hujan untuk obat, dr Anton menyarankan kandungan airnya dicek dulu ke Labkesda. "Jika itu sudah lolos, saya pasti mendukung itu," pungkasnya.
(dil/sip)