Menyoal Celetuk Bupati Karanganyar 'Nggak Punya Uang Nggak Usah Pergi'

Nasional

Menyoal Celetuk Bupati Karanganyar 'Nggak Punya Uang Nggak Usah Pergi'

Tim detikFinance - detikJateng
Senin, 12 Sep 2022 17:38 WIB
Bupati Karanganyar Juliyatmono ramai diperbicangkan usai membeli Jeep Wrangler Rubicon untuk mobil dinasnya. Mobil itu kini telah tiba di Karanganyar.
Bupati Karanganyar Juliyatmono. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng)
Solo -

Video Bupati Karanganyar, Jawa Tengah, Juliyatmono mengomentari kenaikan BBM memantik kontroversi. Dalam komentar yang beredar dalam video berdurasi 28 detik itu, Yuli, sapaan akrabnya, meminta warga tak pusing soal kenaikan harga BBM.

Salah satu komentar Yuli menyebut jika tidak memiliki uang maka warga tidak usah bepergian. Menanggapi hal ini, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebut hal ini menjadi bukti jika dampak kenaikan harga BBM tidak dipahami banyak pihak.

"Yang jelas pernyataan itu menunjukkan bahwa pemahaman terkait dengan kenaikan harga BBM subsidi ini tidak cukup dipahami oleh banyak pihak. Termasuk tidak dipahami oleh para pemimpin," kata Piter saat dihubungi detikcom, Senin (12/9/2022) seperti dilansir detikFinance.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Piter kenaikan harga BBM subsidi tidak sebatas hanya pada kenaikan harga BBM-nya saja. Lebih jauh, itu memengaruhi inflasi dan perekonomian secara menyeluruh.

"Jadi ngomong kayak gitu, termasuk juga ngomong nggak usah makan dulu. Kenaikan harga BBM itu kan memicu kenaikan harga-harga lain. Jadi kalau mau melengkapinya, jangan makan dulu, jangan minum dulu. Nggak cuman jangan bepergian. Karena kenaikan harga yang lain," katanya menambahkan.

ADVERTISEMENT

Ucapan 'nggak usah pergi dulu' bisa menyebabkan perekonomian mati jika dilakukan. Lapangan kerja tidak tercipta, pengangguran bertambah, hingga meningkatkan angka kemiskinan.

Sementara itu, pengamat transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno, menilai jika kenaikan harga BBM menjadi momentum bagi pemimpin daerah untuk memperbaiki transportasi umum.

"Justru kita tuh berpikir kalau mahal tuh bupatinya pada mikir, rakyatnya dikasih angkutan umum biar murah, gitu loh. Tapi kan bupati sekarang jarang mikir gitu kadang-kadang sedihnya begitu," ungkapnya.

Menurutnya hal tersebut harus didorong langsung oleh pemimpin daerah. Sebab, menjadi percuma jika bawahan memiliki pemahaman soal ini namun tidak didukung oleh atasan.

Adapun solusi yang ditawarkan Djoko adalah memperbaiki angkutan desa. "Di mana-mana harga BBM meningkatkan ongkos memang meningkat. Cuma kan solusinya harus ada, angkutan desanya harus bagus," ujarnya.

Djoko pun sependapat dengan Piter yang menyebut jika ucapan Yuli benar dilakukan, maka perekonomian bisa berhenti.

"Jangan guyon lah, orang daerah kan, orang sudah susah diajak guyon. Kalo nggak pergi ke mana-mana kan nggak jalan ekonominya," timpalnya.

Simak penjelasan Bupati Karanganyar di halaman selanjutnya...

Viral di Media Sosial

Sebelumnya diberitakan, video komentar Yuli berdurasi 28 detik tersebut viral di media sosial. Diketahui, video tersebut diambil pada Selasa (30/8) malam di halaman Kecamatan Colomadu. Yuli mengatakan pernyataan tersebut disampaikan spontan.

"Opo maneh pemerintah ki rencanane arep ngunggahne Pertalite. Munggah karepe ra karepe, wong ndek wingi tuku yo iso, ora sah ditanggapi ribet-ribet ya, ngono. (Apalagi pemerintah ini rencananya akan menaikkan harga Pertalite. Naik ya biar naik, kemarin juga bisa beli. Nggak usah ditanggapi ribet-ribet ya? Gitu)," ujar Yuli dalam video, dikutip detikJateng, Senin (12/9).

Yuli kemudian melanjutkannya dengan gurauan yang memang menjadi gaya khas politisi Partai Golkar ini. Dia mengatakan agar masyarakat tidak perlu pergi jika tidak punya uang.

"Wah kok ra duwe duit? Ora usah lungo. Ngono kan penak to, turu neng ngomah, nyetel campursari. Luwe? Adus, ngono kok repot. (Wah kok nggak punya uang? Nggak usah pergi, gitu kan enak, tidur di rumah, mendengarkan campursari. Lapar? Mandi, gitu kok repot)," kata Yuli disambut tawa hadirin.

Penjelasan Bupati Karanganyar

Yuli menjelaskan dirinya berniat memberi motivasi kepada masyarakat agar tidak terlalu khawatir dengan kenaikan harga BBM.

"Itu motivasi, mendinginkan keadaan. Cara menanggapinya tidak boleh emosional. Hidup ini harus disyukuri dalam posisi apa pun," kata Yuli kepada wartawan, Senin (12/9).

"Ini kan psikologi orang dengan beban ekonomi berat tidak boleh ditambahi beban pikiran yang berat-berat," ujarnya.

Dia pun menyebut bahwa pemerintah pun tak akan tinggal diam ketika harga BBM naik. Masyarakat yang kurang mampu, menurut dia, akan mendapatkan perhatian dari pemerintah.

"Negara ini nggak mungkin akan membiarkan warganya sulit. Semua pasti dibantu, diatasi, apalagi kebutuhan pangan," kata dia.

Halaman 2 dari 2
(aku/rih)


Hide Ads