Di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ada satu dusun yang bernama Sambo. Semenjak kasus Irjen Ferdy Sambo mencuat ke publik, nama Dusun Sambo ini pun jadi buah bibir, apa lagi Irjen Sambo juga mempunyai rumah di kabupaten tersebut. Bagaimana asal muasal nama Dusun Sambo?
Dusun Sambo ini tepatnya berada di Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Untuk sampai di dusun tersebut dari Sawitan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang perjalanan sekitar 45 menit.
Adapun Dusun Sambo sendiri dihuni sekitar 100 KK atau 300-an jiwa. Penduduknya mayoritas sebagai petani dan pedagang. Untuk warga Dusun Sambo sendiri mayoritas beragama Islam.
Semenjak mencuatnya kasus Irjen Ferdy Sambo, nama dusun ini pun tak luput jadi buah bibir. Warga mengira nama Sambo hanya ada di dusun ini. Bahkan nama Sambo tersebut membuat warga penasaran.
"Ini mungkin dari saya juga penasaran (nama Sambo). Saya kira kata-kata Sambo hanya berada di kampung sini saja, tepatnya Dusun Sambo, Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang," kata Sekretaris Desa Podosoko, Kuwato saat ditemui wartawan di rumahnya Dusun Sambo, Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kamis (25/8/2022).
![]() |
Kuwato yang biasa disapa Wato menceritakan, pada masa penjajahan Belanda ada seorang musafir yang menyebarkan agama Islam. Seorang musafir tersebut bernama Wiro Sambo. Kemudian, nama Sambo tersebut dipakai sebagai nama dusun.
"Seorang musafir yang dulu konon bernama Wiro Sambo sekitar tahun 1700-an. Musafir yang masuk dusun sini yang belum ada nama, tapi seorang musafir itu namanya Wiro Sambo. Terus setelah masuk sini dipakai untuk nama dusun. Terakhir Wiro Sambo berganti nama Kiai Wikono," tutur pria yang juga keturunan kedelapan dari Wiro Sambo tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama Wiro Sambo itu memang sampai sekarang dibuat cikal bakal. Orang yang pertama kali masuk di wilayah sini. Terus Sambo nama dusun (dijadikan nama dusun), beliau berganti nama Kiai Wikono sampai menurunkan masyarakat, sampai saya juga keturunan dari Kiai Wikono. Semua (warga) yang ada asli Sambo keturunan Kiai Wikono," tuturnya.
![]() |
Ia menuturkan, mayoritas warga sebagai petani. Selain itu, ada juga yang menjadi pedagang.
"Mayoritas petani, pegawai tidak ada, ASN tidak ada," tuturnya.
Wato mengatakan, dirinya merupakan yang kali pertama lulus SMA dari Dusun Sambo. Kemudian, untuk saat ini ada juga yang sudah kuliah.
"Kalau tingkat pendidikan mulai dari saya pertama kali lulusan SMA di Sambo ini pada tahun 1985 tamat. Setelah itu, adik-adik saya (warga lain) sampai sekarang juga ada yang kuliah. Dulunya sebelum saya tamat 1985 pendidikan (warga) boleh dikatakan SD tidak lulus," ujarnya.
(apl/mbr)