Menteri Desa: Feminisasi BLT Dana Desa Meningkat, Kini Capai 45 Persen

Menteri Desa: Feminisasi BLT Dana Desa Meningkat, Kini Capai 45 Persen

Jarmaji - detikJateng
Senin, 04 Jul 2022 18:55 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, A Halim Iskandar di Boyolali, Senin (4/7/2022).
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, A Halim Iskandar di Boyolali, Senin (4/7/2022). (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan, feminisasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa terus bergulir, bahkan jumlahnya meningkat. Menurut Halim, feminisasi BLT dana desa melebarkan kesempatan keluarga miskin di desa yang dikepalai perempuan untuk menjaga daya beli dan kesejahteraannya.

"Di tahun 2022 ini perempuan kepala keluarga (PEKKA) mencapai 2,85 juta. Proporsi PEKKA sebagai penerima BLT Dana Desa cenderung meningkat dari 31 persen pada 2020, menjadi 40 persen pada 2021, dan kini 45 persen. Bahkan di Sumbar, Banten, Jabar, dan NTB sudah lebih dari 50 persen. Feminisasi BLT Dana Desa melebarkan kesempatan keluarga miskin di desa yang dikepalai perempuan untuk menjaga daya beli dan kesejahteraannya," ujar A Halim Iskandar, ditemui saat mengunjungi di Balai Desa Kebonan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali, Senin (4/7/2022).

Banyaknya perempuan kepala keluarga ini merupakan hasil pendataan berbasis desa. Dikemukakan dia, sejak BLT digulirkan tahun 2020, pendataannya dimulai dari desa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang perlu mendapatkan garis bawah adalah ternyata memberikan ruang cukup kepada desa melakukan pendataan sendiri, itu jauh lebih detail, lebih riil karena memang berbasis kenyataan yang ada. Contohnya, perempuan kepala keluarga. Dulu perempuan kepala keluarga tidak banyak mendapatkan akses, tapi setelah BLT ini kelihatan, banyak banget ternyata perempuan kepala keluarga," kata Halim.

Dalam kunjungannya ke Desa Kebonan itu, Menteri Desa berbincang dengan Kepala Desa Kebonan Yasir Jatmika. Pihaknya mengapresiasi program-program dan kinerja Desa Kebonan dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakatnya. Halim pun menyatakan akan mengangkat keberhasilan Desa Kebonan itu sebagai percontohan nasional.

ADVERTISEMENT

"Yang pasti bahwa berbagai keberhasilan yang dipeorleh desa manapun termasuk Desa Kebonan ini yang akan kita eksplor untuk menjadi contoh. Karena membangun desa yang paling mudah adalah dengan pola replikasi. Supaya desa-desa lain bisa mengadopsi dan memodifikasi sesuai dengan kearifan lokal masing-masing," jelas Halim.

Lebih lanjut Halim menyampaikan, penyaluran Dana Desa ke rekening kas desa per hari ini, 4 Juli 2022 telah mencapai Rp 32,09 triliun atau 47,72 persen dari rencana Rp 68 triliun. Jumlah ini meningkat 20 persen dari penyaluran pada waktu yang sama tahun lalu sebesar Rp 26,71 triliun.

"Sebanyak 560.497 warga telah ikut serta dalam Padat Karya Tunai Desa. Ini mencakup 64.903 perempuan, 227.224 pekerja dari keluarga miskin, dan 168.937 pekerja dari kalangan penganggur," imbuh dia.

Dana Desa juga tersalur ke 6.382.618 keluarga penerima manfaat (KPM), dari bulan Januari sampai Juli 2022 telah tersalur Rp 8,68 triliun. Dari sisi pekerjaan, 88% penerima ialah petani, nelayan, termasuk buruh tani dan buruh nelayan.




(aku/apl)


Hide Ads