Dinas Peternakan dan Perikanan (Peterikan) Kabupaten Magelang memperpanjang penutupan pasar hewan khusus sapi dan kerbau di wilayah tersebut. Aturan ini berlaku mulai besok hingga batas yang belum ditentukan.
Sebelumnya, penutupan pasar hewan khusus sapi dan kerbau berlaku sejak 7-20 Juni 2022. Mempertimbangkan masih tingginya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi dan kerbau, penutupan pasar hewan khusus sapi dan kerbau ini pun diperpanjang.
"Untuk penjualan sapi dan kerbau belum dibuka, karena masih terjadi penularan PMK di Kabupaten Magelang," kata Kepala Dispeterikan Kabupaten Magelang, Joni Indarto melalui pesan singkat, Senin (20/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joni mengatakan, penutupan dilakukan sembari melihat perkembangan kasus PMK. Mengingat di Kabupaten Magelang saat ini sudah lebih dari 500 sapi dan kerbau terkena PMK.
"Belum bisa ditentukan (lama penutupan), sudah lebih dari 500 sapi dan kerbau (terkena PMK). Saat ini sebagian besar (terkena PMK) sudah membaik kondisinya," ujarnya.
Pihaknya mendorong penjualan hewan sapi dan kerbau menjelang Idul Adha bisa dilakukan secara online. Kemudian, hewan sapi dan kerbau yang dijual benar-benar sehat.
"(Penjualan) Bisa dengan online. Yang kondisinya benar-benar sehat," pungkasnya.
Pedagang takut jual sapi
Sementara itu, pedagang hewan kurban di Kabupaten Magelang mengaku takut menjual sapi di lokasi jualannya. Ketakutan tersebut karena merebaknya penyakit mulut dan kuku (PKM) yang menyerang sapi maupun kerbau di wilayah Kabupaten Magelang.
Pantauan detikJateng, di lokasi berjualan hewan kurban kawasan Bayanan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Di lokasi itu hanya tersedia domba, sedangkan sapi tidak ada sama sekali.
Salah satu pedagang hewan kurbam, Muhtarom (55) mengatakan, pihaknya tahun ini memutuskan tidak menjual sapi. Dirinya mengaku takut merugi.
"Nggak berani (jual sapi), itu ada PMK. Nanti kulakan dari luar bawa sini sakit di sini rugi. Takut, cuman fokus kambing (domba), kalau kambing nggak ada penyakit," kata Muhtarom saat ditemui di lokasi berjualannya.
Setiap tahunnya, warga Salamkanci, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang tersebut berjualan di lokasi tersebut.
"Disini belum laku, kalau di pasar bawa berapa pun laku. Tadi bawa 20 (ekor) habis dibeli pedagang dari Jogja. Harga domba berkisar Rp 2,5 juta sampai super Rp 4,5 juta," tuturnya.
Muhtarom menyebut, biasanya puncak penjualan hewan kurban itu dimulai H-10 Idul Adha. "(Biasanya) Kurang 10 hari ramai. Di rumah banyak, ada 70 ekor, nanti paling di sini sampai 300 ekor pada H-1," tuturnya.
(aku/sip)