Ratusan sapi di Kabupaten Tasikmalaya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Bahkan, tercatat sebanyak 36 ekor sapi mati akibat PMK. Pasar hewan di Tasikmalaya pun ditutup akibat kasus ini.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, populasi sapi di Tasikmalaya mencapai 45 ribu ekor. Sebanyak 470 sapi di antaranya terkena PMK, dan 36 sapi mati akibat PMK.
"Kami terima informasi dan langsung lakukan investigasi. Ternyata hasilnya dari populasi 45 ribu ekor sapi ada 470 ekor positif PMK. Ada 36 ekor sapi mati," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang wahyudin pada detikJabar Selasa Siang (7/1/25).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus PMK ini terjadi di Tasikmalaya bagian selatan, seperti Kecamatan Cipatujah, Cikalong, Bantarkalong, Karangnunggal, dan Parungponteng. Tatang menilai cuaca ekstrem dan pengetahuan peternak yang minim terkait gejala PMK menjadi faktor lainnya.
"Ya awalnya ditemukan di Cikawung Ading, Cipatujah. Penyebaran cepat meluas karena memang cuaca ekstrem, angin kencang," Kata Tatang Wahyudin.
Tatang mengaku pihaknya telah melakukan upaya pencegahan, dari mulai pemeriksaan hingga isolasi sapi yang positif PMK. "Ya kami di samping sosialisasi ke peternak, kami juga suntikan vaksin untuk belasan ribu ternak. Malahan terbaru akan ada sekitar satu ribuan vaksin untuk sapi," ujar Tatang wahyudin.
Upaya lain, tambah Tatang, pihaknya akan menutup seluruh pasar hewan di Kabupaten Tasikmalaya dua pekan ke depan, sepeti Pasar Hewan Manonjaya, Singaparna dan Ciawi tutup mulai Rabu (8/1/25).
Baca juga: Kala Wilayah Jabar Diuji Bencana Pada 2024 |
Pemeriksaan sapi yang masuk Tasikmalaya juga diperketat. Sapi dari Jawa akan dikembalikan jika tidak lolos kesehatan.
"Kami lakukan pencegahan dengan menutup pasar Hewan di Kabupaten Tasikmalaya seluruhnya selama 14 hari ke depan," kata Tatang Wahyudin. Upaya ini dilakukan agar wabah PMK tidak semakin meluas.
(sud/sud)