Waspada Lur! Kasus DBD di Klaten Melonjak, 13 Meninggal hingga Juni

Waspada Lur! Kasus DBD di Klaten Melonjak, 13 Meninggal hingga Juni

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 20 Jun 2022 15:53 WIB
Petugas melakukan fogging di Kecamatan Polanharjo Klaten, tahun lalu.
Petugas melakukan fogging di Kecamatan Polanharjo Klaten, tahun lalu. (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten tahun ini melonjak dibanding tahun lalu. Hingga bulan Juni ini saja, jumlah warga Klaten yang meninggal akibat DBD sudah lebih banyak daripada total sepanjang tahun 2021.

"Sampai minggu ke-23 bulan ini, yang meninggal sudah 13 orang. Dibandingkan tahun lalu ya memang naik," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Cahyono Widodo di Pemkab, Senin (20/6/2022) siang.

Cahyono menjelaskan, saat ini jumlah kasus mingguan DBD masih fluktuatif tetapi jika tidak diantisipasi sangat mungkin terjadi lonjakan. Untuk itu masyarakat diminta menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kuncinya adalah PSN. Lakukan 3M yaitu menguras, menutup tempat tampungan air dan mengubur barang bekas karena itu cara paling efektif saat ini," jelas dia.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto, menjelaskan angka kasus meninggal akibat DBD tahun ini memang naik dibandingkan tahun lalu. Menurut Anggit, sepanjang tahun 2021, hanya ada tujuh kasus meninggal.

ADVERTISEMENT

"Tahun 2021 jumlah kasus DBD di Klaten hanya 143 kasus dengan 7 kasus berakhir kematian. Tahun ini baru sampai Minggu ke-23 (Juni) ada 240 kasus dan meninggal 13 orang," terang Anggit.

Menurut Anggit, dengan adanya kenaikan yang cukup signifikan tahun ini, cara efektif untuk mencegah bertambahnya kasus hanya dengan PSN yang dilakukan serentak oleh seluruh masyarakat.

"Kita tetap mengandalkan PSN yang efektif dilakukan masyarakat sendiri. Apalagi saat ini hujan masih terus turun," imbuhnya.

Curah hujan yang masih tinggi, lanjut Anggit, menyebabkan tempat tampungan air terisi dan berisiko menjadi sarang nyamuk. Nyamuk Aedes sendiri memiliki karakteristik yang harus diwaspadai.

"Karakteristik nyamuk Aedes aegypti adalah menggigit jam 09.00-10.00 WIB dan sore jam 15.00-17.00 WIB. Masyarakat harus menghindari jam tersebut untuk tidur," sambung Anggit.

Diwawancarai terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Klaten, Nur Tjahjono, menjelaskan berdasarkan prakiraan BMKG, hujan masih turun sampai bulan Agustus. Hal itu disebabkan beberapa faktor.

"Penyebab hujan masih turun ada beberapa faktor, terutama dampak La Nina sehingga kemarau mundur. Hujan ringan sampai lebat masih bisa terjadi di semua daerah," jelas Nur ditemui detikJateng di Pemkab Klaten.




(aku/sip)


Hide Ads