Batu Bencet di Lereng Merbabu Boyolali, Konon Jadi Alat Penanda Waktu

Batu Bencet di Lereng Merbabu Boyolali, Konon Jadi Alat Penanda Waktu

Jarmaji - detikJateng
Kamis, 02 Jun 2022 01:07 WIB
Batu bencet di kompleks makam Wonosegoro, Cepogo, di lereng Gunung Merbabu, Boyolali, Rabu (1/6/2022).
Batu bencet di lereng Gunung Merbabu, Cepogo, Boyolali, Rabu (1/6/2022). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Sebuah batu berbentuk pilar di kompleks makam di wilayah lereng Gunung Merbabu, Boyolali, konon bukan batu biasa. Batu setinggi sekitar 1,25 meter tersebut dahulu kala diyakini menjadi alat penanda waktu dan musim.

Batu tersebut berada di kompleks pemakaman umum Dukuh Wonosegoro, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Di makam ini juga menjadi tempat pemakaman Ki Ageng Kebo Kanigoro, anak Pangeran Handayaningrat dari Pengging yang juga salah satu cicit Brawijaya V.

Batu berbentuk persegi empat dengan ukuran sekitar 20x30 cm itu. Di bagian atasnya datar dan ada ornamen kotak-kotak berderet lurus melintang dari kanan ke kiri. Kemudian juga ada satu baris kotak-kotak lagi dari yang melintang itu ke ujung depan. Tepat di tengah-tengah pertemuan ornamen kotak-kotak itu ada lubang.

"Di lubang ini dulu ada tongkat kayu menancap di sini. Tapi sekarang nggak ada. Batu bencet ini dahulu kala digunakan sebagai penanda waktu dan penanda pranoto mongso," kata salah seorang warga setempat, Wakiman (65), Rabu (1/6/2022).

Belum diketahui pasti batu bencet tersebut peninggalan dari tahun berapa atau zaman apa. Namun diyakini sudah sangat lama.

"Mungkin dulunya digunakan untuk penanda waktu salat, karena di sini dulu ada masjidnya. Karena belum ada jam, kemudian menggunakan batu bencet ini. Penandanya dari bayangan sinar matahari," imbuh dia.

Untuk waktu, jelasnya, didasarkan pada garis kotak-kotak yang melintang dari kanan ke kiri. Sedangkan untuk musim, yang dari tengah ke ujung batu itu.

Disebutkannya, masjid di kompleks makam tersebut sudah dipindahkan ke kampung setempat sekitar 40 tahun lalu. Lahan bekas masjid itu kini menjadi pelataran makam. Di sampingnya juga terdapat sejumlah makam tua di dalam cungkup dengan nisan dari kayu.

Terpisah, Ketua Boyolali Heritage Society (BHS), Kusworo Rahadyan, mengatakan batu bencet itu sudah masuk pendataan registrasi benda lepas BPCB Jateng. Masyarakat sekitar Dukuh Wonosegoro meyakini batu ini dulu ada batang kecil tertancap di atasnya di bagian lobang yang berbentuk kotak.

"Jadi mirip jarum pada jam bencet. Kalau jam bencet adalah untuk membaca waktu dengan sinar matahari, tapi kalau batu bencet bisa digunakan untuk melihat waktu dan musim. Memang masih belum ada kajian dari batu ini apa dan berfungsi apa," kata Kusworo.

Menurut dia, batu bencet ini unik dan layak untuk diteliti lebih lanjut. Apakah memang pilar batu biasa atau bisa dipakai untuk melihat musim sebagaimana diceritakan penduduk setempat.

"Kalau memang benar itu batu bencet sebagaimana informasi warga maka itu adalah peninggalan benda yang menunjukkan jejak teknologi di masa lalu," ujarnya.




(rih/rih)


Hide Ads