Tanah longsor di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, yang terjadi di sejumlah dukuh mengakibatkan sekitar 8 rumah rusak. Longsor juga menutup beberapa akses jalan antar dukuh dan antardesa di wilayah lereng Gunung Merbabu ini.
"Hujannya kemarin (Minggu) dari sekitar jam 10.00 WIB. Hujannya deras, sampai pukul 16.00 WIB. Terus jam 17.30 WIB, hujan lagi sampai malam," kata salah satu warga, Marjuki, ditemui saat membantu menyingkirkan reruntuhan rumah adiknya yang tertimpa tanah longsor di Dukuh Brajan, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Senin (24/2/2024).
Rumah milik adiknya, yakni Sukamto, tertimpa tanah longsor. Tebing ladang miliknya setinggi sekitar 10 meter di belakang rumah Sukamto itu longsor sekitar pukul 18.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Material tanah longsor menimpa bagian belakang rumah hingga sebagian dindingnya jebol. Anaknya Marjuki bernama Ika, tertimpa reruntuhan dinding rumah yang ambrol.
"Keponakan saya, Mbak Ika tertimpa batako di kakinya. Luka ringan. Sudah dibawa ke rumah sakit, tapi sudah pulang," imbuh dia.
![]() |
Kepala Desa Senden, Sularsih, mengatakan hujan yang melanda wilayah Desa Senden kemarin dari siang hingga malam hari berlangsung deras. Akibatnya terjadi tanah longsor di sejumlah titik. Dari pendataan yang dilakukannya, ada sekitar 12 rumah yang terkena longsor.
"Longsor dari sore sampai malam itu mungkin bersamaan. Di rumahnya Mbak Samiyem (Sukamto) di Brajan itu (longsor) mengenai rumah dan warung. Anaknya juga kena batu, sampai dibawa ke rumah sakit. Tapi setelah dirontgen alhamdulillah aman, sekarang sudah dibawa pulang," jelas Sularsih kepada para wartawan.
Dijelaskan Sularsih, longsor juga terjadi di Dukuh Muntuk menimpa rumah milik Panut. Rumah di bagian belakang longsor hingga masuk ke jurang. Kemudian rumah milik Suyamto tertimpa tanah longsor hingga temboknya jebol.
Kemudian, lanjut dia, di Dukuh Glagahombo, rumah milik Sungadi juga jebol tertimpa tebing longsor. Dinding rumah milik Sartono juga jebol tertimpa tanah longsor. Fondasi rumah bagian belakang milik Sunardi, tergerus tebing yang longsor sampai ke masuk jurang.
Di Dukuh Kemangen, lanjut dia, rumah yang terdampak longsor yakni milik Ratno. Fondasi rumah juga tergerus longsor sampai jurang.
"Itu parah banget, karena sudah semua fondasi dan cagak-cagak (tiang) itu sudah geong (menggantung)," paparnya.
Sularsih mengungkapkan, rumahnya sendiri juga terdampak tanah longsor. Yakni di bagian dapur dan kandang, fondasinya juga menggantung akibat tergerus longsor.
Lalu di Dukuh Sengon, rumah yang terdampak yakni milik Ngateman. Rumahnya juga jebol tertimpa longsor dari pekarangan tetangganya.
"Rumah Pak Yamto (Dukuh) Sidomulyo, itu kandang, itu juga jebol. Pak Sugi Sidomulyo juga kena. Rumahnya Pak Sutopo juga kena juga," terangnya lagi.
Tak hanya itu, disampaikan dia, jalan antardukuh juga banyak yang tertutup longsor.
![]() |
Dari pantauan detikJateng, sejumlah titik jalan di Desa Senden tertutup tanah longsor. Selain itu, jalan antardesa penghubung Dukuh Brajan, Desa Senden dengan Des Jeruk, Kecamatan Selo tertutup longsor sepanjang sekitar 50 meter. Jalan pun sama sekali tak bisa dilalui.
Petugas TRC BPBD Boyolali bersama relawan dan warga tampak berjibaku menyingkirkan material tanah longsor yang menutup akses jalan. Ekskavator milik BPBD dikerahkan untuk membuka akses jalan tersebut.
Sularsih melanjutkan, warga di masing-masing dukuh juga bergotong royong untuk menyingkirkan material longsor. Kerja bakti diutamakan untuk membuka akses jalan yang tertutup. Baru kemudikan ke rumah-rumah warga.
"Saya mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan hati-hati untuk menghindari tebing-tebing yang tinggi nantinya agar semua warga selamat," imbau dia.
(rih/apu)