Sampah di TPA Boyolali Selama Libur Lebaran Capai 506 Ton

Sampah di TPA Boyolali Selama Libur Lebaran Capai 506 Ton

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 10 Mei 2022 21:20 WIB
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani. Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Volume sampah di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, meningkat selama libur lebaran kemarin. Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Winong selama libur lebaran mencapai 506 ton dan didominasi sampah organik dari rumah tangga.

"Memang ada peningkatan volume sampah yang masuk di TPA Winong, Boyolali Kota. Selama 16 hari, dari 28 April sampai 8 Mei 2022 ini tercatat sudah ada 506,32 ton sampah yang masuk ke TPA Winong," kata Kepala DLH Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, Selasa (10/5/2022).

Wiwis mengatakan, peningkatan volume sampah terjadi sejak 28 April 2022. Sampah tersebut berasal dari Kecamatan Boyolali Kota, Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, Ngemplak, Ampel, Gladagsari, Cepogo, Selo, Musuk, Simo, Sambi, dan Karanggede.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Wiwis, meningkatnya volume sampah itu seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat selama lebaran. Sebab, sebagian besar sampah yang masuk ke TPA Winong merupakan sampah organik rumah tangga seperti sisa sayur dan lauk.

"Selama hari lebaran volume sampah yang masuk (TPA Winong) sempat turun. Rata-rata per hari berkisar 41-48 ton," jelas Wiwis.

ADVERTISEMENT

Pengelolaan sampah di TPA Winong, lanjut Wiwis, menggunakan sistem pengurukan tanah terpusat. Lahan seluar 5,3 hektar itu dibuat blok-blok. Tiap tahunnya ada dua blok yang disiapkan untuk menampung sampah.

Sedangkan penanganan hariannya berupa pemadatan sampah setinggi 1 meter. Setelah 2-3 hari baru diuruk tanah dan dipadatkan.

Sistem pengurukan ini juga dilengkapi alat penanganan gas metan, limbah cair, instalasi pengolahan air limbah dan sebagainya. Sehingga dapat terhindar dari risiko berbahaya, seperti limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang pada pada baterai.

"Upaya pemilahan sampah juga telah dilakukan di tingkat RT, melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi," pungkas Wiwis.




(dil/sip)


Hide Ads