Selama Ramadan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon, Sidoarjo meningkat signifikan. Kalau di bulan biasa rata-rata sampah harian yang masuk 500 ton-600 ton, sepanjang Ramadan ini angkanya mencapai 700 ton-800 ton per hari.
Dalam satu bulan, total sampah yang masuk bisa mencapai 17.000 ton hingga 18.000 ton, jumlah ini meningkat sekitar 1.000 ton-1.500 ton dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Kepala UPT TPA Jabon, Hajid mengatakan bahwa lonjakan sampah ini merupakan tren tahunan yang selalu terjadi pada saat Ramadan. Dia sebutkan prosentase peningkatan itu kurang lebih 2%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peningkatannya sekitar 2%. Biasanya karena konsumsi masyarakat meningkat, termasuk makanan khas Ramadan seperti kolak. Dari hasil pengamatan kami, penambahan sampah terjadi hingga menjelang Idul Fitri," ujarnya ditemui di TPA Jabon, Jumat (8/3/2024).
Meski volume sampah meningkat, Hajid memastikan pengelolaan di TPA Jabon semakin membaik. Bahkan kini kawasan itu jauh lebih bersih dan tidak lagi berbau menyengat seperti beberapa tahun lalu.
"Kami sudah menerapkan teknologi pemilah sampah, seperti mesin micro tuner, yang membantu mengurangi timbunan sampah secara signifikan," tambahnya.
Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, yang turut mengunjungi TPA Jabon. Ia mengapresiasi peningkatan kualitas pengelolaan sampah di Sidoarjo.
"Dulu masih bau, sekarang sudah tidak ada bau lagi. Luar biasa perkembangannya. Ke depan, kami berharap masyarakat lebih selektif dalam membuang sampah dengan memilah antara organik dan anorganik," kata Mimik.
Sebagai langkah lanjutan, pemerintah berencana membagikan kantong sampah khusus ke setiap rumah tangga serta melakukan sosialisasi di tingkat desa. Selain itu, ia juga mendorong optimalisasi bank sampah untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.
"Saya akan turun langsung ke masyarakat untuk memberikan edukasi tentang pemilahan sampah. Dengan sistem ini, kita bisa mengurangi timbunan sampah hingga 50%," tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga berencana melibatkan lebih banyak elemen masyarakat, termasuk Karang Taruna, dalam pengelolaan sampah.
"Kami ingin pengelolaan sampah tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga manfaat bagi masyarakat, seperti peluang tenaga kerja di sektor pengelolaan sampah," tutup Mimik.
(dpe/fat)