Belasan Sapi di Boyolali Diduga Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku

Belasan Sapi di Boyolali Diduga Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku

Jarmaji - detikJateng
Senin, 09 Mei 2022 19:39 WIB
Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali memeriksa sapi-sapi milik warga
Petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali memeriksa sapi-sapi milik warga (Foto: dok. Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali)
Boyolali -

Belasan ekor sapi milik warga di Boyolali diduga terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Kasus ini ditemukan di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

"Hari Sabtu (7/5) kemarin kami mendapat laporan dari peternak sapi di Kecamatan Mojosongo, kalau 2 ekor sapinya mengalami gejala seperti mulutnya melepuh, lendir yang dikeluarkan juga banyak, lidahnya seperti orang sariawan, suhu badannya tinggi, hingga nafsu makannya berkurang," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Lusia Dyah Suciati, kepada wartawan Senin (9/5/2022).

Petugas Disnakan Boyolali lalu mengecek ke lokasi. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Wates.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari Minggu kemarin kita bersama Balai Besar Veteriner itu ke sana untuk melakukan identifikasi," jelas Lusia.

Saat dicek, tak hanya 2 ekor sapi yang mengalami gejala mirip penyakit mulut dan kuku. Namun, seluruh sapi di kandang yang berjumlah belasan ekor itu juga mengalami gejala yang sama.

ADVERTISEMENT

"Dari hasil pemeriksaan dan pengecekan lokasi itu, tak hanya 2 ekor sapi saja yang mengalami gejala klinis mirip PMK itu. Tapi seluruh sapi di kandang, 15 ekor juga mengalami gejala yang sama," terangnya.

Petugas Disnakan kemudian mengambil sampel darah dan lendir seluruh sapi yang ada serta memberikan pengobatan terhadap sapi-sapi tersebut.

"Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk mengetahui positif dan tidaknya (terjangkit PMK)," ujar Lusia.

Hingga saat ini Lusia masih menunggu hasil tes laboratorium. Disnakan Boyolali juga melakukan langkah antisipasi dengan menyemprotkan disinfektan dan mengobati belasan sapi tersebut.

PMK yang disebut foot and mouth disease (FMD) dan Apthtoe Epizooticae adalah penyakit hewan menular akut yang disebabkan virus. Ternak yang rentan terkena seperti sapi, kerbau, domba, kambing dan lainnya.

Gejala klinis yang dialami sapi yang terjangkit penyakit ini yakni mengalami demam tinggi, air liur berlebihan dan berbusa. Kemudian, sebagian ada luka lepuh di lidah dan mukosa rongga mulut. Sapi tidak mau makan, sulit berdiri atau gemetar, serta nafasnya cepat.

Terkait dengan temuan dugaan PMK sapi di Mojosongo, lanjut Lusia, pihaknya akan memberikan vaksinasi terhadap sapi-sapi di sekitaran kandang sapi tersebut hingga daerah-daerah yang berbatasan langsung. Terlebih, di wilayah desa yang ditemukan kasus itu populasi sapinya juga sangat banyak.

"Seluruh peternak juga sudah kami sosialisasi. Seluruh peternak kami minta untuk menjaga kebersihan lingkungannya, minimal disemprot disinfektan dua kali sehari," imbuh Lusia.

Dia menyebut PMK itu semula ditemukan pada sapi-sapi yang berasal dari Jawa Timur. "Sebelumnya sapi yang terjangkit itu (PKM) di Jawa Timur," terangnya.

Dia menerangkan virus PKM dapat dengan mudah menyebar ke sapi lain melalui udara. Untuk itu, Lusia meminta para pedagang sapi agar sementara tak membeli sapi dari wilayah Jawa Timur demi mengantisipasi penyebaran.

Sementara itu, Kabid Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakan Boyolali, Afiany Rifdania, menambahkan efek kematian pada sapi akibat PMK bagi sapi dewasa cukup rendah. Berkisar 1-5 persen saja, namun bagi anakan sapi cukuplah besar mencapai 20 persen.

"Sedangkan tingkat penyebarannya sangatlah tinggi. bisa lebih dari 90 persen," ujar Afiany.




(ams/dil)


Hide Ads