404 Ekor Ternak di Banyuwangi Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku

404 Ekor Ternak di Banyuwangi Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku

Eka Rimawati - detikJatim
Rabu, 12 Feb 2025 17:30 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meninjau pelaksanaan vaksinasi PMK.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meninjau pelaksanaan vaksinasi PMK (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjangkiti sejumlah daerah di Jatim, menyerang hampir semua jenis hewan ternak baik sapi dan kambing. Sepanjang Januari hingga februari 2025, ada 404 sapi di Banyuwangi yang terjangkiti PMK.

Untuk mencegah perluasan penyakit yang bisa menyebar melalui droplet, makanan sisa terkontaminasi, perantara manusia, udara, dan angin ini Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandan kembali mencanangkan vaksinasi maraton ke sejumlah hewan peliharaan.

Vaksinasi dimulai di salah satu sentra budidaya kambing perah dan sapi potong di UD Karya Etawa Farm Lingkungan Secang, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro. Di sini, sapi-sapi milik warga Kalipuro dikumpulkan untuk divaksin secara serempak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sasaran penerima vaksin adalah peternak sapi kecil atau perorangan. Kalau industri sebaiknya vaksinasi secara mandiri," terang Ipuk usai secara simbolis menyuntikkan vaksin, Rabu (12/2/2025).

Kebutuhan vaksin dipenuhi dari suplai yang diberikan pemerintah pusat dan Pemprov Jatim sebanyak 33.525 dosis yang telah datang sejak Selasa (11/2/2025). Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi segera melaksanakan vaksinasi serentak terhadap hewan ternak milik peternak.

ADVERTISEMENT

Ipuk menjelaskan penyuntikan 33.525 dosis vaksin tersebut diprioritaskan untuk sapi. Sebab, menurutnya, hewan ternak sapi merupakan yang paling banyak terjangkit PMK.

"Untuk memaksimalkan pencegahan PMK pemkab juga siap menambah stok vaksin dan desinfektan menggunakan dana BTT (Belanja Tidak Terduga) daerah," imbuh Ipuk.

Selain itu, dia sebutkan juga bahwa PMK tidak berbahaya bagi manusia. Karena itu dia mengimbau warga untuk tetap mengkonsumsi daging ternak, terutama sapi. Karena PMK adalah penyakit non zoonosis atau penyakit yang hanya menyerang hewan ternak tanpa menular ke manusia.

"Tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi daging sapi maupun kambing, karena PMK hanya menyerang ke hewan ternak, tidak bisa menular ke manusia," katanya.

Pembatasan lalu lintas keluar masuk wilayah Banyuwangi untuk hewan ternak juga dilakukan demi menekan penyebaran virus PMK. Salah satunya dengan melakukan pembatasan di Pasar Ternak Kecamatan Glenmore dan Rogojampi.

"Pasar ternak di Glenmore dan Rogojampi juga belum kami operasikan secara maksimal untuk membatasi pergerakan virus," ujar Ipuk.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Ilham Juanda menambahkan bahwa pelaksanaan vaksinasi 33.525 dosis vaksin PMK itu akan dikebut selama 2 minggu. Cakupan total vaksinasi akan mencapai 33,19% dari total populasi sapi sebanyak 101.010 ekor yang ada di Banyuwangi.

"Rencananya akan datang bantuan vaksin lagi, ditambah pembelian vaksin dari APBD Banyuwangi kami harap vaksinasi bisa mencapai di atas 60% populasi sapi," kata Ilham.

Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus PMK, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada peternak. Di antaranya dengan pengetatan bio security di area kandang.

"Yakni dengan secara rutin melakukan disinfeksi pasar hewan dan desinfeksi kandang. Juga memberikan vitamin dan tambahan makanan dengan kualitas lebih baik," jelasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads