Waspada! 17 Kasus Leptospirosis di Klaten Selama 3 Bulan Ini, 1 Meninggal

Waspada! 17 Kasus Leptospirosis di Klaten Selama 3 Bulan Ini, 1 Meninggal

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 21 Mar 2022 18:40 WIB
infografis leptospirosis kencing tikus
Ilustrasi kasus leptospirosis (Foto: infografis detikHealth)
Klaten -

Kasus leptospirosis merebak di lima kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penyakit yang disebabkan bakteri leptospira itu sudah menjangkiti 17 orang, seorang di antaranya meninggal dunia.

"Kasus leptospirosis tahun ini sampai bulan Maret ada 17 kasus. Satu orang meninggal warga Kecamatan Klaten Tengah," ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto, kepada detikJateng di kantornya, Senin (21/3/2022).

Anggit menjelaskan kasus leptospirosis sebanyak itu ditemukan di tujuh desa. Tujuh desa itu berasal dari beberapa kecamatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Leptospirosis ada beberapa kecamatan. Mulai dari Kecamatan Polanharjo, Klaten Tengah, Wedi, Pedan dan Manisrenggo," paparnya.

Dengan sebaran wilayah itu, terang Anggit, menunjukkan kasus leptospirosis tidak lagi dibedakan wilayah kota atau desa. Berbeda dengan beberapa tahun lalu yang hanya di wilayah tertentu.

ADVERTISEMENT

"Jadi baik di dataran tinggi, rendah, kota atau desa sudah ada. Kalau dulu ada di Kecamatan Ngawen dan Jatinom, sekarang malah tidak lagi," ujarnya.

Menurutnya, tikus sawah yang berpotensi menjadi vektor bakteri leptospira juga sudah bergeser. Saat ini tidak lagi didominasi tikus sawah tetapi termasuk tikus rumah.

"Kita harus mulai berpikir, sekarang ini tidak lagi tikus sawah. Kalau dulu tikus sawah dengan korban para petani tapi sekarang tidak lagi petani saja," sebut Anggit.

Dia menjelaskan, bakteri leptospira bisa menyerang jika tikus pembawa bakteri tersebut kencing dan terbawa air. Air itu kemudian masuk ke manusia melalui luka di bagian tubuh.

"Tikus pembawa bakteri kencing bisa terbawa air dan bersinggungan dengan tubuh manusia yang memiliki jalan masuk. Jalan masuk itu bisa berupa luka," kata Anggit.

Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada di musim hujan. Untuk menghindari risiko, masyarakat harus seminimal mungkin mencegah tikus masuk rumah.

"Jadi perlu mencegah seminimal mungkin tikus masuk rumah. Caranya jangan menyampah di rumah, waspada di tempat basah dan sebaiknya pakai alas kaki," pungkas Anggit.




(rih/sip)


Hide Ads