.webp)
Pemkab Klaten tidak akan mengadakan tradisi padusan atau mesucikan diri menjelang pelaksanaan puasa Ramadan tahun ini. Padusan ditiadakan karena masih dalam situasi pandemi Corona atau COVID-19.
"Kemarin sudah saya terbitkan SE Sekda terkait pelaksanaan kegiatan seni budaya di bulan puasa di masa COVID-19 ini. Padusan ditiadakan," kata Pj Sekda Klaten Jajang Prihono kepada wartawan di Pemkab Klaten, Senin (21/3/2022).
Menurut Jajang, meskipun Pemkab Klaten tidak mengadakan tradisi padusan yang biasa dilakukan di Umbul Ingas, bukan berarti masyarakat yang padusan dilarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pariwisata tidak ditutup, objek wisata air juga tidak ditutup tapi diatur. Jadi (objek wisata) tetap buka tapi tidak khusus dalam rangka padusan," jelas Jajang.
Sementara itu untuk acara tradisi lain seperti sadranan tetap diizinkan sesuai dengan aturan PPKM.
"Sadranan tetap boleh tapi dengan prokes. Untuk kegiatan lain tetap mengacu pada aturan PPKM," terangnya.
Lebih lanjut, kegiatan lain semacam Kampung Ramadan yang biasa marak, Jajang meminta tetap mengacu pada aturan PPKM. Sebab semua kegiatan masyarakat sudah diatur di dalam ketentuan PPKM.
"Semua sudah diatur sesuai PPKM-nya. Tetapi yang namanya evaluasi di setiap kegiatan itu kan ada sehingga bisa menyesuaikan," ujarnya.
"Ini kita masih di (PPKM) level 3. Tadi rakor sudah saya sampaikan kepada kepada OPD terkait untuk mencari informasi ke instansi vertikal lain untuk menyikapi datangnya bulan Ramadan," jelasnya.
Terkait kasus COVID-19 di Klaten, Jajang menyebut kondisi saat ini terus menurun. Semakin banyak yang sembuh sehingga tempat isolasi terpusat banyak yang sudah kosong.
"Kasus COVID terus turun dan pusat isolasi sudah banyak yang kosong. Tapi kita masih di level 3," pungkasnya.
(rih/sip)
