Sedikitnya ada 10 desa di Kecamatan Dukun dan Sawangan, Kabupaten Magelang, yang diguyur hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi kemarin. Di empat desa, abu vulkanik tersebut mengenai lahan pertanian dengan luas total sekitar 517 hektare.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang Ade Sri Kuncoro Kusumaningtiyas membenarkan ihwal lahan pertanian di empat desa yang terdampak abu vulkanik Gunung Merapi.
"Di Kecamatan Dukun ada tiga desa yang memang dekat dengan Merapi, jadi terdampak (abu vulkanik). Lahan cabai, tomat, kol bunga dan caisim atau sawi hijau. Untuk Kecamatan Dukun ada Desa Paten, Sengi, dan Krinjing," kata Ade saat ditemui di kantornya, Jumat (11/3/2022).
Ade mengatakan, informasi tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari para penyuluh lapangan. Dia merinci lahan pertanian di Desa Paten yang terdampak abu vulkanik meliputi lahan cabai seluas 35 hektare, tomat 30 hektare, kol bunga 15 hektare, dan lahan caisim 13 hektare.
Adapun di Desa Krinjing, yang terdampak abu vulkanik meliputi lahan cabai 57 hektare, tomat 46 hektare, kol bunga 40 hektare, dan caisim 20 hektare.
Sedangkan di Desa Sengi, ada lahan cabai rawit seluas 81 hektare, cabai keriting 45 hektare, tomat 36 hektare, buncis 31 hektare, sawi 29 hektare, dan tanaman kopi 5 hektare, yang terdampak abu vulkanik.
Sementara itu, di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, ada lahan cabai 30 hektare, tomat 2 hektare, dan kol bunga 2 hektare yang dilaporkan terdampak abu vulkanik Gunung Merapi.
"Dari laporan teman-teman di lapangan, kriterianya (dampak abu vulkanik) sedang. Alhamdulillah, ada hujan selama dua hari yang cukup. Intensitas (hujan) sedang, tapi dalam tempo yang sangat lama. Sehingga dapat membersihkan lahan-lahan, terutama di desa-desa tersebut yang terdampak hujan abu vulkanik," ujar Ade.
Ade menambahkan, membersihkan tanaman dari abu vulkanik dapat dilakukan dengan beberapa cara. Namun turunnya hujan menjadi salah satu faktor penolong yang signifikan membersihkan tanaman dari abu vulkanik.
"Tindakan yang dilakukan teman-teman di lapangan oleh petani yaitu disemprot air dengan intensitas tinggi, kemudian pohon digoyang-goyang. Alhamdulillah, dengan dibantu curah hujan yang tinggi, tanaman-tanaman yang terdampak itu sudah bisa lumayan bersih," tutur Ade.
(dil/sip)