Beda Kebijakan Pemkab/Pemkot di Jateng soal PTM saat Corona Makin Ngegas

Beda Kebijakan Pemkab/Pemkot di Jateng soal PTM saat Corona Makin Ngegas

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 18 Feb 2022 10:10 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Solo -

Tak berbeda dengan tren nasional, situasi COVID-19 di Jawa Tengah terus mengalami kenaikan. Lonjakan angka COVID-19 ini disikapi beragam oleh sejumlah kabupaten/kota di Jateng, terutama terkait keberlangsungan pembelajaran tatap muka (PTM).

Berdasarkan data pemerintah pusat yang dirilis di situs vaksin.kemkes.go.id. Kenaikan angka COVID-19 ini dibuktikan dengan tingkat konfirmasi yang semakin naik. Lonjakan mulai terasa terutama di bulan Februari ini.

Pada 1 Februari angka konfirmasi COVID-19 Jateng masih di kisaran angka 3,89 per 100 ribu penduduk per pekan. Namun pada 16 Februari, angka tersebut ngegas menjadi 63,43 per 100 ribu penduduk per pekan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gambaran kenaikan angka COVID-19 ini juga terjadi di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Beberapa menyikapi dengan penghentian sementara PTM, ada yang memilih pembelajaran sistem hybrid, namun ada pula wilayah yang memilih tetap meneruskan PTM.

Kebijakan beberapa daerah di Jateng terkait PTM

1. Solo
Setelah sempat dihentikan lantaran adanya klaster COVID-19, Pemkot Solo akan kembali menggelar pembelajaran secara tatap muka (PTM). Hanya saja, PTM kali ini tidak dilakukan penuh seperti sebelumnya, melainkan secara hybrid.

ADVERTISEMENT

"(PTM) Ini sudah mulai hybrid, lebih banyak yang PTM," ujar Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, kepada wartawan di Balai Kota, Senin (14/2).

Sistem pembelajaran ini, lanjut Gibran, diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Yakni mulai dari tingkat PAUD hingga tingkat SMA/SMK.

"Penerapan pembelajaran tatap muka 50 persen untuk semua jenjang termasuk juga tingkat," tuturnya.

Gibran menambahkan, kebijakan ini akan kembali dievaluasi dalam sepekan ke depan. Ini untuk mengetahui bagaimana pengalaman para siswa maupun orang tua selama penerapan PTM hybrid ini.

"Akan dievaluasi seminggu ini, orang tuanya bagaimana muridnya bagaimana. PTM diperpanjang ini malah pada senang, buktinya lebih banyak yang PTM," urainya.

Dari data yang ada, jumlah sekolah yang sudah menerapkan PTM di tingkat PAUD ada 396, dan yang PJJ hanya delapan sekolah. Di tingkat SD ada lebih dari 200 sekolah yang PTM hybrid, sedangkan yang PJJ ada 27 sekolah. Untuk tingkat SMP ada 46 sekolah yang PTM, sedangkan yang PJJ ada 27 sekolah.


2. Semarang
Pembelajaran tatap muka (PTM) akan kembali digelar di Kota Semarang pekan depan. Namun Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) mengingatkan beberapa hal.

Untuk diketahui, PTM di Kota Semarang dialihkan ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online selama 14 hari sejak pekan lalu untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. Hendi mengatakan pekan depan PTM sudah bisa dilaksanakan namun dengan beberapa catatan.

"PTM mulai Senin (21/2) kita buka kita sudah janji maksimal dua minggu. Pak Kadisdik juga sudah cerita ya udah muter-muter menyaksikan. Jadi Senin (21/2) kita buka meski begitu saya sampaikan pada Pak Kadisdik jangan full 100% coba kita mulai dengan 50%. Minggu berikutnya Kalau situasinya oke tingkatkan lagi tingkatkan lagi dan seterusnya," kata Hendi di Balai Kota Semarang, Kamis (17/2).

Hendi menjelaskan pihak sekolah harus benar-benar menyiapkan diri untuk PTM agar bisa patuh protokol kesehatan. Ia juga berharap ada swab rutin untuk guru maupun murid.

"Yang pasti adalah bagaimana kemudian sekolah ini mempersiapkan diri dengan baik untuk PTM. Infrastrukturnya, SOP-nya, kemudian mewajibkan para guru siswa-siswi itu juga lakukan swab rutin," ujarnya.

Sementara itu dari data https://siagacorona.semarangkota.go.id yang dikutip Kamis (17/2) pukul 18.23 WIB tercantum ada 837 kasus terkonfirmasi yang terdiri dari 703 warga Kota Semarang dan 134 warga luar Semarang.

3. Kota Magelang
Pemerintah Kota Magelang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) mulai pekan depan. Nantinya para siswa akan mulai pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Papa Riyadi, PTM bakal disetop mulai Senin (21/2) hingga Sabtu (6/3). Pembelajaran jarak jauh ini berlaku mulai dari jenjang TK, SD dan SMP.

"Biasanya 14 hari. Karena (kasus COVID-19) sudah cukup banyak, semuanya kita PJJ-kan," kata Papa kepada wartawan di kompleks Pemkot Magelang, Kamis (17/2).

Papa menjelaskan, pertimbangan menghentikan sementara PTM, dialihkan dengan PJJ karena kasus Corona semakin banyak. "Kita juga harus hati-hati, harus hati-hati semuanya. Karena kita sembrono meledak nanti kasihan," tuturnya.

Papa menambahkan, PTM di 16 sekolah mulai tingkat TK, SD, hingga SMP disetop sejak kemarin. Hal ini dilakukan karena ditemukan kasus COVID-19 di sekolah tersebut.

"Prosedur SKB 4 menteri prinsipnya begitu ada anak atau guru status terkonfirmasi (COVID-19) berarti harus dihentikan. SD ada 8, SMP ada 7, TK ada 1, ada 16 (sekolah)," pungkasnya.

4. Pekalongan
Pembelajaran tatap muka (PTM) SD-SMA di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, disetop gegara melonjaknya kasus Corona atau COVID-19. Mulai hari ini, kegiatan belajar siswa dialihkan melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

Kebijakan itu sesuai Surat Edaran (SE) Sekda Kabupaten Pekalongan nomor 443.1/00571. SE ditandatangani oleh Sekda M Yulian Akbar pada Rabu (16/2/2022).

Saat dimintai konfirmasi, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Aji Suryo membenarkan isi SE soal penghentian PTM tersebut.

"Ya mulai hari ini berdasarkan surat edaran dari Pak Sekda, pembelajaran sekolah diberlakukan PJJ. Ini berlaku di semua SD dan SMP, baik negeri dan swasta dan PNF (Pendidikan nonformal)," kata Aji Suryo kepada detikJateng, Kamis (17/2).

Penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, juga menyasar SMA sederajat. "PTM pertama kita tutup, sesuai dengan perkembangan COVID yang ada, PTM kita tutup sampai satu minggu, nanti kita evaluasi lagi. Ini sudah kita instruksikan, kita arahkan, ini berlaku semua. Dari level PAUD hingga SMA sederajat," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, usai mengikuti acara 'Vicon Vaksinasi Serentak Bersama Presiden Jokowi' di SDN 02 Kebunagung, Kecamatan Kajen, Kamis (17/2).

Pemkab Pekalongan terpaksa mengambil langkah tersebut sebagai upaya untuk pencegahan penyebaran COVID-19. Terlebih sudah ada kasus klaster sekolah di Kabupaten Pekalongan.

"Seperti diketahui sudah ada klaster sekolah, yang pertama di SMA Wiradesa dan kedua di MAN Kedungwuni, untuk itu kita cegah terjadinya klaster sekolah lagi," ungkapnya.

Selama PTM ditiadakan, para siswa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama satu pekan, yang nantinya akan dievaluasi kembali.

5. Klaten
Jumlah sekolah tingkat SD dan SMP di Klaten yang ditutup gegara COVID-19 bertambah menjadi sembilan sekolah. Namun Pemkab Klaten tetap akan memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Totalnya, hari ini tambah satu sekolah sehingga jadi sembilan sekolah. Tambah satu di SMPN 1 Wonosari," ungkap Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Klaten, Yunanta kepada wartawan di kompleks Pemkab Klaten, Senin (14/2).

Dijelaskan Yunanta, sekolah yang masih ditutup antara lain SMPN 2 Juwiring, SD Negeri 1 Bulurejo, SMPN 3 Tulung, SMPN 1 Klaten, SDN 1 dan 2 Muruh, SMPN 1 Karanganom, SD Lazuardi dan tambah SMPN 1 Wonosari. Kebijakan PTM 50 persen tetap diberlakukan.

"PTM 50 persen tetap diberlakukan. Sebab klaster sekolah itu tidak ada, yang terkonfirmasi itu cuma satu atau dua siswa atau guru," papar Yunanta.

Pj Sekda Kabupaten Klaten, Jajang Prihono menjelaskan pada prinsipnya PTM 50 persen dievaluasi setiap hari. Meskipun siswa dan guru yang positif terus bertambah.

"Baik siswa dan guru terus tambah sambil kita terus berhitung. Nanti akan PJJ atau tetap PTM kita kaji lebih mendalam meskipun jika dihitung jumlah sekolah ada sembilan itu belum banyak," ungkap Jajang pada wartawan di Pemkab.

6. Karanganyar
Di tengah lonjakan kasus COVID-19 di berbagai daerah, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, tetap berkukuh menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Menurutnya, saat ini kasus Corona di lingkungan sekolah di Karanganyar masih kecil.

Yuli, sapaannya, mengatakan saat ini belum ada sekolah yang menjadi klaster COVID-19. Kalau pun ada siswa terpapar, bukan dari sekolahan.

"Kecil (kasus COVID-19), jadi belum ada yang disebut sebagai klaster sekolah. Kejadiannya berasal dari luar, tidak ada yang disebabkan oleh sekolahan. Kalau ada kasus sudah kita isolasi di rumah dan relatif nyaman-nyaman saja," kata Yuli saat dijumpai di Karanganyar, Rabu (9/2).

Menurutnya, saat ini para siswa sudah rindu dengan PTM. Dengan kemunculan varian Omicron ini, Yuli menilai cukup ditangani dengan pengetatan protokol kesehatan (prokes).

"Kan sudah lama merindukan PTM. Kita memasuki akhir tahun 2021 nyaris hampir tidak ada kasus dan itu anak-anak memasuki tahun pelajaran baru. Momentumnya pas, semuanya sudah siap PTM 100 persen. Tapi prokes memang tetap harus dilakukan. Oleh karena itu kami tetap memilih biar tetap PTM 100 persen," ujar dia.

Yuli justru menilai PTM ini sekaligus sebagai pembelajaran bagi siswa. Dengan tetap belajar sambil mengikuti prokes, siswa akan mengetahui cara pencegahan COVID-19.

"Karena di samping anak-anak sudah mulai pulih, senang, nyaman, sambil sekaligus belajar dengan situasi. Karena itu akan melekat di memori, peristiwanya dia rasakan, pembelajaran sambil jalan dia lakukan dengan baik," ujar dia.

7. Kudus
Kabupaten Kudus tetap memilih menggelar PTM 100 persen meski temuan baru COVID-19 di daerah itu terus bertambah. Pemkab Kudus beralasan hingga kini belum ditemukan adanya klaster PTM di kabupaten itu.

"Kalau ada klaster baru kita nanti 50 persen kapasitasnya, ini sekolah yang terkena, kalau tidak ada tetap jalan PTM 100 persen," terang Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Kabupaten Kudus, Harjuna Widada kepada wartawan di Pendapa Kabupaten Kudus, Kamis (10/2).

Harjuna mengatakan pihaknya sempat mengambil sampel beberapa sekolah untuk dites Corona. Hasilnya belum ada siswa atau guru yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Sementara ini kita kan aman-aman saja. Kemarin ambil sampel di SMPN 1 Jekulo, SMPN 2 Jekulo itu kita ambil 80 anak sama pak guru, alhamdulillah negatif semua. SD juga negatif semua," ujar Harjuna.

Harjuna menjelaskan pihaknya juga telah menyebarkan surat edaran terkait pelaksanaan PTM langsung di Kudus. Disebutkan jika terjadi klaster di sekolah, maka sekolah bersangkutan menerapkan pembatasan kapasitas sebesar 50 persen.

"Keputusan tidak ada klaster baru, untuk klaster sekolahan sampai detik ini aman-aman saja," jelas Harjuna.

"Kita sudah sampaikan kepala sekolah untuk pengetatan protokol kesehatan sama satgas COVID-19 di sekolah. Satgas nanti bertugas dari pintu masuk dan mobile mengawasi di sekolahan. SD, SMP kita sampaikan ke sekolah," kata dia menambahkan.




(aku/mbr)


Hide Ads