Di tengah lonjakan kasus COVID-19 di berbagai daerah, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, tetap berkukuh menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Menurutnya, saat ini kasus Corona di lingkungan sekolah di Karanganyar masih kecil.
Yuli, sapaannya, mengatakan saat ini belum ada sekolah yang menjadi klaster COVID-19. Kalau pun ada siswa terpapar, bukan dari sekolahan.
"Kecil (kasus COVID-19), jadi belum ada yang disebut sebagai klaster sekolah. Kejadiannya berasal dari luar, tidak ada yang disebabkan oleh sekolahan. Kalau ada kasus sudah kita isolasi di rumah dan relatif nyaman-nyaman saja," kata Yuli saat dijumpai di Karanganyar, Rabu (9/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, saat ini para siswa sudah rindu dengan PTM. Dengan kemunculan varian Omicron ini, Yuli menilai cukup ditangani dengan pengetatan protokol kesehatan (prokes).
"Kan sudah lama merindukan PTM. Kita memasuki akhir tahun 2021 nyaris hampir tidak ada kasus dan itu anak-anak memasuki tahun pelajaran baru. Momentumnya pas, semuanya sudah siap PTM 100 persen. Tapi prokes memang tetap harus dilakukan. Oleh karena itu kami tetap memilih biar tetap PTM 100 persen," ujar dia.
Yuli justru menilai PTM ini sekaligus sebagai pembelajaran bagi siswa. Dengan tetap belajar sambil mengikuti prokes, siswa akan mengetahui cara pencegahan COVID-19.
"Karena di samping anak-anak sudah mulai pulih, senang, nyaman, sambil sekaligus belajar dengan situasi. Karena itu akan melekat di memori, peristiwanya dia rasakan, pembelajaran sambil jalan dia lakukan dengan baik," ujar dia.
Pertimbangan lain, perkembangan varian Omicron ini dinilai berisiko lebih ringan daripada Delta. Yuli mengatakan orang terpapar COVID-19 saat ini kebanyakan tanpa gejala dan cepat sembuh.
"Nah varian Omicron ini dari beberapa kali kita mengikuti koordinasi, baik Pak Luhut, Pak Menkes, percepatan penularan ini memang cepat tapi risikonya juga tidak terlalu membahayakan," kata Yuli.
"Percepatan kesembuhannya juga cepat. Toh karantina cuma hanya 7 hari 5 hari. Ini artinya hanya membutuhkan perhatian prokes saja. Yang terpapar hanya cukup isolasi di rumah, toh tidak bergejala," pungkasnya.
(rih/ahr)