Sekolah Tutup Gegara Corona Tambah Jadi 9, Bagaimana Nasib PTM di Klaten?

Sekolah Tutup Gegara Corona Tambah Jadi 9, Bagaimana Nasib PTM di Klaten?

Achmad Syauqi - detikJateng
Senin, 14 Feb 2022 21:27 WIB
Pengumuman SMPN 2 Juwiring tutup dipasang di gerbang.
Pengumuman SMPN 2 Juwiring tutup dipasang di gerbang. (Foto: Achmad Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Jumlah sekolah tingkat SD dan SMP di Klaten yang ditutup gegara COVID-19 bertambah menjadi sembilan sekolah. Namun Pemkab Klaten tetap akan memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Totalnya, hari ini tambah satu sekolah sehingga jadi sembilan sekolah. Tambah satu di SMPN 1 Wonosari," ungkap Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Klaten, Yunanta kepada wartawan di kompleks Pemkab Klaten, Senin (14/2/2022) siang.

Dijelaskan Yunanta, sekolah yang masih ditutup antara lain SMPN 2 Juwiring, SD Negeri 1 Bulurejo, SMPN 3 Tulung, SMPN 1 Klaten, SDN 1 dan 2 Muruh, SMPN 1 Karanganom, SD Lazuardi dan tambah SMPN 1 Wonosari. Kebijakan PTM 50 persen tetap diberlakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"PTM 50 persen tetap diberlakukan. Sebab klaster sekolah itu tidak ada, yang terkonfirmasi itu cuma satu atau dua siswa atau guru," papar Yunanta.

Dengan demikian, imbuh Yunanta, bisa dikatakan siswa atau guru yang positif berasal dari luar sekolah. Menurutnya, selama ini persiapan dan antisipasi di sekolah lebih kuat.

ADVERTISEMENT

"Persiapan di sekolah itu lebih matang dibandingkan sektor yang lain. Jadi PTM tetap 50 persen, jika ada yang positif, down dulu," lanjut Yunanta.

Pj Sekda Kabupaten Klaten, Jajang Prihono menjelaskan pada prinsipnya PTM 50 persen dievaluasi setiap hari. Meskipun siswa dan guru yang positif terus bertambah.

"Baik siswa dan guru terus tambah sambil kita terus berhitung. Nanti akan PJJ atau tetap PTM kita kaji lebih mendalam meskipun jika dihitung jumlah sekolah ada sembilan itu belum banyak," ungkap Jajang pada wartawan di Pemkab.

Jajang menjelaskan, setiap tingkatan pendidikan ada titik rawan. Anak SD dengan SMP tentu berbeda kerawanannya.

"Bicara sekolah itu perlakuannya beda ya. PAUD, SD, SMP itu masing-masing punya titik kerawanan, misalnya kalau PAUD itu malah dari orang tuanya tapi SMP itu mulai nongkrong yang rawan," kata Jajang.

Dikatakan Jajang, sektor pendidikan penting sehingga menjadi prioritas. Tapi dengan kondisi seperti saat ini, lanjutnya, harus dipertimbangkan betul intervensinya.

"Dunia pendidikan itu penting dan skala prioritas tapi dengan kondisi begini kita pertimbangkan benar mana yang PJJ dan yang PTM. Apalagi persebaran COVID sudah di 26 kecamatan," pungkas Jajang.




(aku/mbr)


Hide Ads