Pembelajaran tatap muka (PTM) akan kembali digelar di Kota Semarang pekan depan. Namun Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) mengingatkan beberapa hal.
Untuk diketahui, PTM di Kota Semarang dialihkan ke pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online selama 14 hari sejak pekan lalu untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. Hendi mengatakan pekan depan PTM sudah bisa dilaksanakan namun dengan beberapa catatan.
"PTM mulai Senin (21/2) kita buka kita sudah janji maksimal dua minggu. Pak Kadisdik juga sudah cerita ya udah muter-muter menyaksikan. Jadi Senin (21/2) kita buka meski begitu saya sampaikan pada Pak Kadisdik jangan full 100% coba kita mulai dengan 50%. Minggu berikutnya Kalau situasinya oke tingkatkan lagi tingkatkan lagi dan seterusnya," kata Hendi di Balai Kota Semarang, Kamis (17/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Corona Jogja Tambah 1.531 Kasus Sehari! |
Hendi menjelaskan pihak sekolah harus benar-benar menyiapkan diri untuk PTM agar bisa patuh protokol kesehatan. Ia juga berharap ada swab rutin untuk guru maupun murid.
"Yang pasti adalah bagaimana kemudian sekolah ini mempersiapkan diri dengan baik untuk PTM. Infrastrukturnya, SOP-nya, kemudian mewajibkan para guru siswa-siswi itu juga lakukan swab rutin," ujarnya.
Sementara itu Hendi juga mengatakan saat ini kasus COVID-19 di Kota Semarang masih terus naik. Dari perkiraan yang disampaikan dari Dinas Kesehatan, kondisi ini akan berlangsung hingga akhir Februari dan turun pada awal Maret.
"Menurut analisis teman-teman di kesehatan puncaknya ini sampai akhir Februari diperkirakan tanggal 6 Maret baru mulai turun mudah-mudahan begitu kalau kita lihat di daerah lain kan juga masih terus naik," ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat tetap patuh aturan karena saat ini Kota Semarang masuk ke level 2 PPKM. Hal itu untuk menanggulangi COVID-19 yang makin cepat menular.
"Ya saya rasa kita perlu kerja sama pemerintah masyarakat termasuk teman-teman pengusaha apalagi angka COVID-nya tinggi," katanya.
Sementara itu dari data https://siagacorona.semarangkota.go.id yang dikutip Kamis (17/2) pukul 18.23 WIB tercantum ada 837 kasus terkonfirmasi yang terdiri dari 703 warga Kota Semarang dan 134 warga luar Semarang.
(ahr/ams)