Cantiknya Rumah Milea yang Kental Arsitektur Perumahan Belanda

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 15 Agu 2024 07:00 WIB
Rumah 'Milea' di Bandung (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar).
Bandung -

Rumah Milea, begitu orang menyebut sebuah rumah lawas di Malabar, Lengkong, Kota Bandung itu. Rumah tersebut seolah punya magnet tersendiri bagi mereka yang melihatnya.

Bentuk rumahnya sederhana, namun bangunan yang didominasi warna abu-abu kebiruan dan putih ini seolah 'kawin' dengan area halaman yang rimbun dan hijau. Fasadnya tampak rapi dan cantik, hingga memancing para sineas untuk meminjam rumah milik kakak beradik Tin dan Penny itu, jadi tempat syuting.

"Tahun 2018 dipakai syuting Dilan itu 10 hari, terus nggak lama itu syuting lagi pakai rumah ini. Selain film itu juga banyak sebelum dan sesudahnya, ada Sweet 20, Garuda 23, terus ada film yang main Surya Saputra, banyak lah rumah ini sudah sering dipakai syuting. Sampai sekarang yang nawarin juga banyak banget," cerita Tin, sang pemilik rumah pada detikJabar beberapa waktu lalu.

Tapi, rumah ini bukan sekedar lokasi syuting semata. Bisa dibilang, rumah ini juga jadi saksi bisu era kolonial di Kota Bandung.

Tin bercerita, rumah 'Milea' dibangun pada tahun 1917 yang kemudian jadi milik keluarganya pada tahun 1947. Di rumah itu lah, Tin dan kelima saudaranya dibesarkan oleh mendiang orang tua mereka.

"Bangunan ini berdiri tahun 1917, sudah 100 tahun lebih ya. Saya tinggal di sini sejak umur tiga tahun, kalau adik saya sejak lahir sudah di sini. Dulu jalanan itu hanya sampai Jalan Galunggung, jadi jalan Laswi dan sekitarnya itu belum ada. Masih hijau aja, kebun, rawa, sawah," katanya.

"Ke selatannya itu sampai Buah Batu, masih sepi ya. Ke selatannya cuma sampai Talaga Bodas. Sekarang Bandung memang sudah ramai, banyak polusi dan lebih panas," sambung Tin.

Hingga kini, rumah ini masih kokoh berdiri dari tahun ke tahun. Rumah tersebut kemudian ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya Golongan B Kota Bandung.

Kalau detikers memperhatikan, rumah 'Milea' punya beberapa ciri khas dengan rumah era kolonial lainnya. Satu di antaranya ialah bagian atap rumah yang high ceiling atau punya jarak cukup jauh antara langit-langit dan lantai rumah.

"Rumah ini kan nggak pakai AC, jadi kalau Bandung sedang panas ya terasa. Cuma orang yang luar datang ke sini, biasanya tertarik dan selalu bilang rumahnya enak, asri, adem. Jadi rumah zaman dulu tuh sepertinya yang bikin adem tuh itunya (langit-langit) dan lantainya ini tidak diubah," ucap Tin.

Dari bagian depan rumah, pagar yang digunakan ialah pagar besi dibuat rendah. Bentuk dan modelnya pun sederhana saja. Konon, ukuran pagar yang tak terlalu tinggi ini untuk memudahkan antar tetangga bertegur sapa. Jauh berbeda dengan pagar rumah masa kini yang dibuat tinggi, berwarna gelap, dan tertutup.

Atap muka rumah berbentuk limas, mengingatkan kita pada rumah-rumah di Jalan Cipaganti dan Cihapit, meski mungkin tinggi atapnya berbeda. Pada bagian depan rumah, ada jendela berukuran cukup besar tanpa teralis. Hanya gorden putih untuk menutupi isi ruangan. Tin mengaku selalu membuka jendela ini setiap pagi, guna melancarkan sirkulasi udara dalam rumah.

Jendela besar ini ada di bagian muka rumah, serta dua buah di kanan kiri pintu utama. Hal ini juga jarang ditemukan di rumah zaman sekarang yang jendelanya dibuat minimalis, belum lagi yang ditambah dengan teralis atau hanya bisa dibuka sebagian.

"Rumah ini kan termasuk heritage, jadi nggak boleh diubah. Kita bersih-bersihin aja, dirawat. Saya sih nggak senang dengan model-model rumah sekarang, karena kalau jendela besar ini udaranya tuh kuat, yang masuk banyak. Jadi adem, kalau pagi itu saya buka," tutur Tin.

"Ada juga tetangga sering lewat sini, katanya saya melihat rumah ini kok setiap harikayaknya asri banget, dingin banget, semua dibuka begitu. Nah saya sih memang setiap pagi begitu. Kamar semua dibuka, jendela juga. Dan selain jendela, mungkin yang bikin orang tertarik itu bentuk pagarnya ya," lanjut dia.



Simak Video "Video Purwacaraka soal Pembuatan Venue Konser di Bandung: Janji Doang!"


(aau/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork