Sejarah Persima dan Cerita Perkumpulan Tengkulak Jambu di Majalengka

Sejarah Persima dan Cerita Perkumpulan Tengkulak Jambu di Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Minggu, 27 Okt 2024 07:30 WIB
Dokumen para pemain Persima era 70an.
Dokumen para pemain Persima era 70an. (Foto: dok Grumala/istimewa)
Majalengka -

Persima atau persatuan sepak bola Majalengka merupakan salah satu klub tertua di Jawa Barat. Bahkan usia klub kebanggaan warga Majalengka itu lebih tua daripada Persib Bandung.

Menurut penikmat sejarah sekaligus Ketua Group Madjalengka Baheula (Grumala) Nana Rohmana, Persima lahir pada 1915. Nama klub sepak bola tersebut awalnya Madjalengka Voetbal Comite (MVC).

"Klub sepak bola di Majalengka sudah terbentuk dari 1915. Dulu namanya bukan Persima tapi Madjalengka Voetbal Comite," kata Naro sapaan akrab Nana Rohmana saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (24/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namanya terus berubah-ubah, dari Madjalengka Voetbal Comite kemudian menjadi Perkoempoelan Orang Madjalengka (POM). Pada saat itu POM dinahkodai oleh M Soema Atmadja.

"Pada saat itu POM tak hanya berfokus pada bidang olahraga, namun mereka juga kerap melakukan aktivitas sosial melalui POM. Misal, aktivitas nya itu saling menolong masyarakat Majalengka," ujar Naro.

ADVERTISEMENT

Naro belum mengetahui secara pasti nama Persima mulai digunakan pada tahun berapa. Akan tetapi dari hasil penelusurannya, Persima sudah terdaftar di PSSI sekitar tahun 60an.

"Di tahun 1960-an nama Persima sudah tercantum dalam daftar PSSI. Markas mereka awalnya di komplek Cintaasih, Kelurahan Majalengka Wetan," katanya.
Naro mengatakan, pada saat itu Persima belum mempunyai stadion utama. Para pemain hanya mengandalkan alun-alun dan lapangan sepak bola di desa-desa sebagai sarana latihan.

"Stadion Warung Jambu yang saat ini menjadi markas utama Persima, belum ada. Jadi para pemain pada tahun 60an cuma bisa latihan di alun-alun kota sama lapangan yang ada di kampung-kampung," jelasnya.

Namun sekitar tahun 70an angin segar datang untuk Persima. Pasalnya, stadion yang dinantikan para pecinta sepak bola di 'Kota Angin' akhirnya dibangun.

"Stadion tersebut namanya warung jambu, yang hingga saat ini menjadi markas utama Persima. Lokasinya berada di Jalan Olahraga, Kelurahan Majalengka Wetan, Majalengka," ujar Naro.

Naro menjelaskan, nama warung jambu sendiri diambil dari aktivitas di lokasi tersebut yang sering dijadikan tempat berkumpulnya para pedagang dan tengkulak buah jambu. Hingga saat ini nama warung jambu masih digunakan untuk nama stadion tersebut.

"Jadi di sana tuh dulunya tempat berkumpulnya para pedagang dan tengkulak jambu. Yang dari Cibatu, Bojong, Sidamukti bahkan dari Kadu, Cimaningtin dan sekitarnya itu kumpul di sana, jadilah stadion tersebut dinamakan warung jambu," jelasnya.

Namun nama warung jambu tampaknya kini akan menjadi kenangan. Pasalnya, Pemkab Majakengka mengaku mendapat usulan agar nama stadion warung jambu diganti. Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi pun akan mempertimbangkannya.

"Jadi itu mah ada netizen yang mereka menyampaikan terkait dengan nama (stadion) warung jambu. Makanya saya bilang silahkan dilakukan dulu analisis oleh tim akademik sesuai dengan sejarah, baru nanti ditawarkan kepada warga masyarakat," kata Dedi.

Beberapa usulan muncul untuk nama stadion tersebut. Bupati ke-7 Majalengka RAA Sasrabahu adalah salah satu nama yang disodorkan. RAA Sasrabahu dinilai pantas menjadi nama stadion lantaran klub sepak bola di Majalengka terbentuk pada masa pemerintahannya.

"Secara analog sudah banyak muncul nama-nama. Mulai dari nama bupati pada saat berdirinya Persima (Persatuan sepak bola Majalengka). Persima itu berdiri tahun 1915, maka nama stadion itu bagaimana kalau nama stadionnya adalah nama Bupati pada tahun 1915, itu ada masukan seperti itu," jelas Dedi.

Tak hanya nama pejabat, sejumlah nama tokoh pahlawan nasional hingga kerajaan pun diusulkan untuk nama baru stadion tersebut. Namun kendati demikian, Dedi mengaku masih mempertimbangkannya.

"Yang kedua ada lagi bagaimana kalau namanya, nama palawan nasional yang ada di Majalengka. Ada lagi yang muncul bagaimana kalau cerita historis dari nama kerajaan," ujarnya.

"Misalnya di Majalengka itu kan ada (kerajaan) Sindangkasih, ada Talaga Manggung, ada kerajaan Rajagaluh. Yang Talaga Manggung sudah, bagaimana kalau nama Prabu dari nama-nama kerajaan itu, itu macam-macam," sambungnya.

(yum/yum)


Hide Ads