Keraton Kanoman memiliki berbagai macam benda dan gedung bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Dalam naskah Babad Kanoman yang diterima detikJabar disebutkan Keraton Kanoman berdiri empat tahun sebelum perjanjian dengan VOC pada tahun 1981 M.
Sultan pertama Keraton Kanoman adalah Pangeran Badrudin Kartawijaya dengan gelar Sultan Anom I. Ia merupakan adik dari Pangeran Martawijaya yang menjadi Sultan Sepuh I Keraton Kasepuhan.
Sejarah Keraton Kanoman
Pembagian kekuasaan ini dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten untuk mencegah konflik saudara di antara keduanya. Hingga sekarang sudah ada 14 Sultan yang berkuasa di Keraton Kanoman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sebagai keraton baru. Keraton Kanoman memiliki banyak sekali peninggalan masa lalu seperti bangsal Witana yang menjadi bangunan pertama di Cirebon yang dibangun oleh Ki Gedeng Alang-Alang yang dikenal juga Kuwu Pertama di Cirebon.
Keraton Kanoman sendiri terbagi dalam beberapa tempat. Sebelum pintu masuk ada alun-alun dengan pohon beringin besar yang diberi nama Beringin Kurung. Selanjutnya di samping alun-alun ada Masjid Agung Kanoman yang dibangun pada tahun 1930 M oleh Sultan Kanoman VIII Raja M. Zulkarnaen.
Memasuki wilayah keraton, ada pintu besar dengan nama Lawang Dalem Agung yang menjadi pintu masuk keraton. Di bagian depan keraton ada dua bangsal yaitu Panca Niti dan Panca Ratna dulunya digunakan sebagai tempat tunggu bagi para tamu yang ingin menemui sultan. Di sebelahnya Panca Ratna terdapat dua situs yaitu Lumpang Alu yang merupakan alat pembuat terasi yang digunakan Pangeran Cakrabuana.
Masuk lagi ke dalam, ada komplek Ksiti Hinggil, sebuah komplek bangunan yang paling tinggi di Keraton Kanoman. Ada tiga pintu masuk yang memiliki maknanya tersendiri. Di dalam Ksiti Hinggil ada Made Manguntur yang digunakan Sultan untuk memberikan nasehat kepada masyarakat. Di sebelah timur Made Manguntur ada Bangsal Sekaten yang menjadi tempat dipentaskannya Gamelan Sekaten karya Sunan Kalijaga. Di setiap tembok juga banyak keramik tiongkok peninggalan Putri Ong Tien.
Sebelah barat Ksiti Hinggil ada sebuah pintu besar yang bernama Lawang Si Blawong yang terbuat dari kayu jati yang berusia ratusan tahun. Pintu tersebut dibuka ketika ada tradisi seperti maulid Nabi Muhammad SAW. Tidak jauh dari pintu Si Blawong ada Balai Paseban yang menjadi tempat singgah tamu penting kerajaan yang akan menghadap sultan.
![]() |
Di sebelah timur ada taman Sari dan Balong Asem yang dihiasi oleh patung binatang seperti Gajah, Macan Singa Barong dan Kijang. Ada bangsal Semirang yang menjadi tempat budayawan dan seniman berdiskusi. Tidak jauh dari bangsal Semirang ada bangunan Lonceng Gajah Mungkur yang terdapat lonceng pemberian Gubernur Jendral Inggris Thomas Stamford Raffles. Dibelakangnya ada sebuah langgar kecil yang menjadi tempat salat sultan.
Ada juga gedung museum yang menjadi tempat menyimpan benda bersejarah seperti kereta paksi naga liman, kereta jempana, peti mesir, tombak, gamelan, keris dan lain sebagainya. Tidak jauh dari gedung museum ada bangsal Jinem dan Mande Mastaka yang menjadi tempat bertemunya sultan dan masyarakat. Sedangkan Mande Mastaka digunakan untuk pengangkatan putra mahkota menjadi sultan. Di dalamnya juga ada Mande Prabayaksa yang menjadi tempat jenazah sultan saat disalatkan.
Masuk lagi ke dalam ada gedung Kaputren yang menjadi tempat putri putri sultan sebelum mereka menikah. Ada lagi gedung Pedaleman Sultan atau Kedaton yang menjadi tempat tinggal sultan dan istrinya. Ada kebon jimat yang memiliki beberapa sumur keramat seperti sumur Penganten, sumur Bandung, sumur Kejayaan dan sumur Agung Witana. Di sekitar sumur, ada bangsal Witana yang dikelilingi batu karang dan gedung Pulantara yang digunakan sebagai tempat istirahat prajurit.
Rute dan Tiket Masuk
Keraton Kanoman terletak di belakang Pasar Kanoman. Untuk rutenya sendiri dari Alun Alun Kejaksan kota Cirebon ambil ke arah tenggara di jalan Siliwangi lalu teruskan ke jalan Winaon belok kiri ke jalan Kanoman lalu belok untuk masuk ke area pasar Kanoman.
Menurut Abdi Dalem Kanoman Ali, Pengunjung yang ingin masuk ke Keraton Kanoman tidak dikenakan biaya tiket masuk. Namun ketika ingin masuk ke museum pengunjung perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000.
"Untuk operasional seperti kebersihan dan lain sebagainya itu kembali lagi ke kesadaran pengunjung yang datang," kata Ali Rabu (31/1/2024).
Ali juga menyebutkan awalnya ada sekitar 50 tradisi yang ada di Keraton Kanoman. Namun untuk tahun ini hanya sekitar 15 tradisi inti yang masih dipertahankan seperti bubur suro, pembacaan babad cirebon, panjang jimat dan grebeg sawal.
"Jadi diambil inti intinya saja," pungkas Ali.
Fasilitas
- Museum
- Bangunan dan benda bersejarah
- Area parkir
- Masjid
- Toilet