Ketika berkunjung ke Cirebon jangan lupa untuk ke Keraton Kacirebonan. Kacirebonan merupakan satu dari empat keraton yang ada di Cirebon.
Keraton Kacirebonan berada di Jalan Pulasaren, Kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. Keraton Kacirebonan dibangun oleh anak dari Sultan Keraton Kanoman.
Sejarah Keraton Kacirebonan
Keraton Kacirebonan didirikan pada tanggal 18 Maret 1808 M oleh Pangeran Muhammad Haerudin yang merupakan putra mahkota dari Keraton Kanoman. Pangeran Muhammad Haerudin terkenal sebagai seorang putra mahkota yang sering melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa itu lewat beberapa perjanjian pemerintah kolonial Belanda melakukan berbagai macam penindasan kepada keraton, dan penduduk pribumi yang tidak tunduk pada aturan pemerintah kolonial Belanda.
Kepala Unit Cagar Budaya Elang Iyan Ariffudin menuturkan adanya Keraton Kacirebonan tidak lepas dari perjuangan Pangeran Muhammad Haerudin yang memberontak kepada pemerintah Belanda.
"Pangeran Haerudin yang menjadi sebab adanya pergolakan rakyat Cirebon pada masa itu," kata Iyan Senin (29/1/2024).
Untuk menghilangkan pengaruh Pangeran Muhammad Haerudin, Pemerintah Kolonial Belanda mengasingkan Pangeran Muhammad Haerudin ke Ambon dan Maluku. Namun pengasingan tersebut tidak membuahkan hasil. Pergolakan rakyat Cirebon malah semakin besar hingga keluar wilayah Cirebon. Mengatasi hal tersebut pemerintah kolonial Belanda mengembalikan Pangeran Muhammad Haerudin ke Cirebon.
Sampai di Cirebon, seharusnya Pangeran Muhammad Haerudin yang menjadi sultan di Keraton Kanoman. Tetapi Belanda sudah mengangkat Pangeran Imamudin adiknya yang pro terhadap Belanda menjadi Sultan Kanoman ke IV. Ini membuat Pangeran Muhammad Haerudin mendirikan Keraton Kacirebonan dengan gelar Sultan Carbon Amirul Mukminin Muhammad Khaerudin.
Sejak berdirinya Keraton Kacirebonan sudah memiliki sembilan generasi dan sekarang dipimpin oleh Sultan Abdul Ghani Natadiningrat.
Pangeran Muhammad Harudin membangun Keraton Kacirebonan dengan gaya arsitektur kolonial dan tradisional dengan warna putih hijau sebagai warna dominan. Lebih jelasnya berikut beberapa bagian gedung di keraton Kacirebonan.
![]() |
Fasilitas
Sebelum pintu masuk terdapat gapura dan alun-alun dilanjut dengan pintu gerbang Kahagung, sebuah pintu besar dengan ukiran kayu. Di sebelah kiri dan kanan ada dua Paseban sebagai tempat penerimaan tamu sebelum bertemu sultan. Di bagian dalam ada bangsal Prabayaksa sebagai tempat upacara adat dan tempat menerima tamu kebesaran.
Masuk ke dalam gedung Prabayaksa terdapat museum tempat menyimpan benda bersejarah seperti naskah kuno, baju kebesaran, gamelan, wayang, pedang, batik, perhiasan dan perabotan kuno. Di sebelah barat ada musala yang dikenal dengan langgar keramat tirta sumirat yang menjadi bangunan awal keraton. Letaknya di bagian luar keraton yang dipisahkan oleh tembok.
Sebagai tanda pembangunan awal keraton. Di depan musala terdapat pohon tanjung yang ditanam sejak tahun 1797 M. Hingga hari ini pohon tanjung masih berdiri tegak di depan musola.
Ada juga gedung Kaputren dan Pringgawati yang menjadi tempat tinggal keluarga dan anak-anak sultan. Ada juga Gedong Ijo dan sumur jimat. Untuk gedung Kaputren, Pringgawati dan Gedong Ijo tidak bisa dimasuki oleh umum hanya tamu khusus saja yang dipersilahkan masuk atas seizin sultan.
Keraton Kacirebonan juga menyiapka area parkir. Selain itu, ada juga musala dan toilet.
Rute
Keraton Kacirebonan terbilang mudah dijangkau. Bagi pengunjung yang titik keberangkatan awalnya dari Alun-alun Kejaksaan kota Cirebon bisa mengambil arah barat Jalan Kartini, kemudian menuju Jalan Kabupaten lalu belok kiri ke Jalan Tambun.
Setelah Jalan Tambun, ambil belok kiri lagi ke Jalan Pekiringan. Setelah itu belok kiri ke Jalan Pulasaren. Letaknya tepat di samping jalan Pulasaren depan area pertokoan.
Harga Tiket
Tiket masuk Keraton Kacirebonan sendiri cukup murah hanya Rp 10.000 untuk pelajar, Rp 15.000 untuk umum dan Rp 20.000 untuk turis asing.
Setiap tahun di Keraton Kacirebonan dilaksanakan beberapa acara adat seperti 1 sura, maulidan, panjang jimat, grebeg syawal dan raya agung. Sering juga dilaksanakan pementasan wayang kulit, seni tari, karawitan dan gamelan.
(sud/sud)