Bersih-bersih altar dan rupang dewa-dewi merupakan salah satu tradisi yang rutin dilakukan di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon setiap menjelang perayaan Imlek. Prosesi bersih-bersih ini dilakukan lima hari sebelum perayaan Imlek.
Dalam prosesi ini, altar hingga rupang dewa-dewi, satu persatu dibersihkan di setiap sudutnya. Prosesi pembersihannya dilakukan dengan cara dilap menggunakan kain basah. Namun air yang digunakan adalah air yang sudah dicampur dengan berbagai macam jenis bunga. Di antaranya mawar, melati, dan beberapa jenis bunga lainnya.
Baca juga: Tanggal Libur dan Cuti Bersama Imlek 2023 |
Setelah selesai dibersihkan, rupang dewa-dewi itu akan dikembalikan di tempatnya seperti semula sesuai dengan posisinya masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang pengurus Vihara Dewi Welas Asih Cirebon Yuliah Hiyanto mengatakan prosesi bersih-bersih altar dan rupang dewa-dewi menjelang perayaan Imlek memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa. Prosesi bersih-bersih bertujuan untuk memuliakan para dewa-dewi dan membuang segala bentuk kejelekan atau keburukan.
![]() |
"Kalau setiap Imlek, kita itu bersih-bersih rumah. Tujuannya untuk membuang segala bentuk keburukan dan kejelekan. Jadi alangkah tidak bijaknya kalau rumah saja kita bersihkan, sementara rumah dewa tidak kita bersihkan," kata Yuliah, Senin (16/1/2023).
"Makanya setiap menjelang Imlek, tradisi bersih-bersih altar dan rupang dewa-dewi ini selalu kita lakukan. Tradisi ini hanya berlangsung satu hari dalam satu tahun," kata dia menambahkan.
Baca juga: Mendulang Cuan dari Kue Keranjang |
Selain para pengurus Vihara Dewi Welas Asih, terdapat beberapa masyarakat keturunan Tionghoa yang ikut terlibat langsung dalam prosesi bersih-bersih altar dan rupang dewa-dewi menjelang perayaan Imlek.
"Kita tidak pernah membatasi. Kita sangat terbuka. Kalau ada yang berkenan datang ke sini untuk bantu-bantu, kita sangat berterimakasih," ucap Yuliah.
(yum/iqk)