Cuaca buruk menghambat aktivitas masyarakat. Hal itu dirasakan oleh perajin kerupuk di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang harus mengurangi jumlah produksi.
Siang itu, sekira pukul 12.21 WIB cuaca terlihat sedikit mendung. Namun tidak menyurutkan, Abdul Hamid (55) warga Desa Sindang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, untuk memproduksi kerupuk lembangnya. Ia memanfaatkan sedikit cahaya matahari untuk menjemur kerupuknya.
Di musim penghujan seperti ini, Hamid pun harus menambah biaya produksi. Alat tambahan oven harus digunakan Hamid ketika bahan kerupuk tak kunjung kering lantaran cuaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kendala cuma cuaca aja, kerupuk nggak bisa kering sehari jadi nambah. Paling habis 4 tabung yang 3 kilogram itu buat oven," kata perajin kerupuk lembang di Indramayu, Abdul Hamid, Kamis (9/3/2023).
Biasanya, dalam sehari ia mampu memproduksi kerupuk lembang sedikit rasa ikan sebanyak 1,5 kuintal. Namun, lantaran sering tidak kering, ia pun terkadang berhenti produksi selama beberapa hari dan membuat pendapatannya turun. Jika normal, Hamid bisa mendapatkan Rp 3 juta setiap harinya.
"Bukan kurangi jumlah produksi tapi kalau nggak garing (kering) besoknya libur nggak produksi," kata Hamid.
Meski demikian, Hamid mengaku masih tetap memenuhi kebutuhan konsumen. Sebab, ia sudah menyetok bahan baku kerupuk saat musim kemarau.
"Jadi kalau musim hujan kayak gini justru sangat laku. Kita stok dari waktu musim kemarau yang memang kepayuan nya kurang," jelasnya.
Sudah 22 tahun Hamid menekuni usaha kerupuk lembang tersebut. Meski tak banyak, namun kerupuk lembang buatannya bisa dikirim ke beberapa kecamatan di Indramayu seperti Jatibarang hingga Losarang.
Diceritakan Hamid, awalnya ia hanya ikut bersama temannya memproduksi kerupuk. Belasan tahun telah ia jalani sehingga Hamid mencoba membuat produksi sendiri.
"Awal buka numpang di tanah PU, ngontrak dapat empat tahun. Lama-lama ada gusuran terus beli di sini," ujar Hamid.
Pengalaman itu tidak membuat Hamid terpuruk. Justru ia semakin berusaha dan mempertahankan produksi.
Hingga kini, Hamid memproduksi kerupuk lembangnya dibantu enam orang karyawan. Bahkan, ia punya 11 orang yang ditugaskan khusus mendistribusikan kerupuknya ke berbagai wilayah.