Warga yang melintas di jalan Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, terpaksa menepi. Jalan di bantaran Sungai Cimanuk yang menjadi akses utama warga terputus lantaran ambles.
Ketika melintas warga terlihat berhati-hati karena di sampingnya terdapat jurang bekas tanah ambles. Garis polisi yang terpasang menjadi satu-satunya tanda bagi warga saat melintas.
Salah satu warga, Sawinah (65) menjelaskan, bahwa amblesnya tanggul di blok Citra ini terjadi sepekan lalu. Ketika hujan deras melanda beberapa hari lalu, ia melihat ada sedikit retakan di depan rumahnya yang menghadap langsung dengan Sungai Cimanuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yaiku sih Senen jam 9-10 an, bengi e bae udan gede. Toli terang, kita kuh tes dagang, kan durung ana caret mletak, toli kan mak iku jare anak iku jeh mak ambles, lah (Yaitu hari Senin (27/2) pukul 9-10 an, malamnya hujan besar. Terus reda, sehabis saya jualan itu belum ada garus retakan, terus mak itu kata anak, itu mak ambles, lah)," kata Sawinah ceritakan awal amblesnya tanggul Sungai Cimanuk, Senin (6/2/2023).
Dari perkiraan-nya, kondisi amblasnya tanggul mencapai 500 meter di sepanjang jalan desa tersebut. Tak hanya memutus akses jalan, amblasnya tanggul pun nyaris menggerus rumah Sawinah yang kini jaraknya tinggal 1 meter dari tanah yang amblas.
"Priben cah ambles maning dalan, kepriwen kuh kari semeter gah ana mbuh beli. (Gimana ambles lagi jalannya, bagaimana itu tinggal satu meter ada apa gak)," cemas Sawinah.
Menurutnya, gerakan tanggul amblas itu terjadi secara perlahan. Namun, ketika hujan kembali turun, tanah semakin bergerak turun sedikit lebih kencang.
Kejadian itu tentu membuat keluarga Sawinah khawatir. Sebab, rumah anaknya itu hampir tergerus tanah amblas.
"Ambles e kuh teka sendik nah bengi Selasa e kuh ambles maning. Anak kita Karo lakine kita melek sampe esuk, melang ana kejadian maning. Dadi lakine kita bli bisa turu kenang mikiri kien sih melang ambles maning sih. (Amblesnya perlahan-lahan, nah malam Selasa nya ambles lagi. Anak saya sama suami melek sampai pagi, khawatir ada kejadian lagi. Jadi suami tidak bisa tidur mikirkan kejadian itu takut ambles lagi)," ujarnya.
Sawina berharap agar kondisi tanggul itu segera diperbaiki. Sebab, ia yang belum memiliki biaya cukup untuk membangun rumah agar menjauhi lokasi itu.
"Ini rumah anak saya mah bukan tanah PU. Kalau punya modal mah pengen bangun ke belakang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pagedangan, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu Kadinah menjelaskan bahwa tanggul ambles ini sudah terjadi sekira tahun 2017 lalu. Secara perlahan tapi pasti, gerusan tanah itu semakin mengancam permukiman warga.
"Itu dari tahun 2017. Pernah diperbaiki sementara pakai bambu, baru seminggu ambles lagi," katanya kepada detikJabar, Senin (6/3/2023).
Saat ini, kondisi tanggul ambles semakin parah. Tak hanya nyaris menggerus rumah warga, amblesnya tanggul sepanjang 300 meter itu pun menyulitkan akses masyarakat sebab jalan terputus.
"Saya pengen jalan segera dibenahi karena berdekatan dengan masjid dan rumah masyarakat, rusak parah. Apalagi sekarang sudah mendekati bulan puasa, masalah bolak-balik nya masyarakat itu butuh penanganan," jelasnya.
Sebagai pemerintah desa, Kadinah mengaku sering mengajukan proposal perbaikan tanggul tersebut. Namun, sampai saat ini, pihaknya belum melihat adanya perhatian dari pihak terkait.
"Intinya saya minta pemerintah kabupaten, provinsi maupun BBWS, ya tolong lah harus diperhatikan karena desa Pagedangan tidak kurang-kurang mengajukan proposal sudah 5 proposal tidak ada respon apapun," pungkasnya.
(mso/mso)