Warga Indramayu khususnya di Kecamatan Kandanghaur seolah sudah terbiasa menghadapi serangan banjir rob. Mereka pun sudah bersiap dengan 'senjata' untuk menangkis air masuk ke dalam rumah.
Fenomena banjir rob yang sering datang ke sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur memang membuat warga tak lagi panik. Sejak pagi buta, warga sudah bersiap dengan peralatannya mulai dari baskom, pel hingga pompa penyedot air.
Warga dipaksa melakukan aktivitas rutin untuk mengamankan sejumlah barang seperti perabotan elektronik dan kasur. Mereka khawatir air akan masuk ke dalam rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banjir datang itu dari Pukul 04.00 WIB. Terus lama-lama naik airnya sampai masuk ke rumah," kata Amad (42) warga Blok Pangpang 2 Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jumat (15/11/2024).
Musibah banjir rob pada pekan ini dimulai sejak Senin (11/11). Kala itu, air hanya menggenang di sekitar jalan gang dan halaman.
Namun, dua hari belakangan banjir semakin besar. Masuknya air laut mulai menggenang di setiap rumah warga, terutama rumah yang masih rendah.
Kondisi itu membuat Amad dan keluarga harus kompak. Mereka dengan menggunakan alat seadanya seperti ember plastik, mengurus air dari dalam rumah.
"Baru dua hari ini, biasanya sih cuma banjir biasa. Mungkin paling gede sih ini. Ketinggian air (dalam rumah) sekitar 30 sentimeter ada nih," ujar Amad.
Meski sering dialaminya, namun Amad mengaku belum mampu membeli pompa air untuk menguras air yang menggenang di dalam rumahnya. Ia pun terpaksa secara manual menguras genangan air ke luar rumah.
![]() |
"Iya manual aja," katanya.
Tak hanya Amad, air rob yang masuk ke dalam rumah juga dialami sejumlah warga lainnya. Ditelusuri detikJabar, air rob yang mulai surut disambut warga. Terlihat ada warga yang menggunakan alat pel hingga pompa air saat menguras air.
Safiah (30) misalnya, ia bersama adik dan ibunya terlihat santai sambil menunggu pompa air beroperasi. Air di dalam rumah pun perlahan surut terkuras ke luar.
"Dari pagi sekitar jam 6 lah udah pakai pompa. Baru dua hari ini di pompa kayak gini," ujar Safiah.
Kondisi ini hampir rutin dialaminya setiap bulannya. Terlebih ketika memasuki bulan purnama. Ia harus menunggu berjam-jam saat menguras air pakai pompa.
"Biasanya kalau lagi besar banget kayak minum obat tiga kali sehari pompa air dari dalam," ujarnya.
Warga pun berharap adanya solusi terbaik untuk musibah yang seringkali menimpa warga di Kecamatan Kandanghaur ini.
(dir/dir)