Pandemi Reda, Dodol Keranjang Imlek di Bandung Laris Manis

Pandemi Reda, Dodol Keranjang Imlek di Bandung Laris Manis

Wisma Putra - detikJabar
Rabu, 18 Jan 2023 14:50 WIB
Proses pembuatan Dodol Keranjang Tek Kie di Jl Pajagalan, Astanaanyar, Kota Bandung pada Rabu (18/1/2023)
Proses pembuatan Dodol Keranjang Tek Kie di Jl Pajagalan, Astanaanyar, Kota Bandung pada Rabu (18/1/2023) (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung - Momen Tahun Baru Imlek 2023 dimanfaatkan perajin kue keranjang atau dodol keranjang di Kota Bandung untuk meraup cuan. Sempat mengalami penurunan omzet di kala pandemi COVID-19, pada Imlek tahun ini omzet penjualan dodol keranjang tempat milik Vincent Ruslianto (31) meroket.

detikJabar berkesempatan mengunjungi tempat usaha milik Vincent, Dodol Keranjang Tek Kie di Jalan Pajagalan No 36, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Rabu (18/1/2023).

Meski Imlek tinggal sepekan lagi, pesanan dodol keranjang di tempat Vincent terus diproduksi karena pesanan yang terus meningkat. Hal tersebut terlihat dari kesibukan pekerja yang melakukan pembuatan hingga pengemasan kue khas Imlek ini.

"Tahun ini lebih bagus dari pada tahun sebelumnya, tahun sebelumnya mungkin karena COVID-19 ya," kata Vincent kepada wartawan.

Vincent mengungkapkan, karena dodol keranjang ini ramainya secara musiman, produksi baru dilakukan pertengahan Bulan Desember tahun 2022.

"Pesanan banyak, per hari 2 ton, kalau pandemi setengahnya. Naiknya dua Minggu sebelum Imlek, mendekati Imlek mengurangi lagi produksi," ungkapnya.

Proses pembuatan Dodol Keranjang Tek Kie di Jl Pajagalan, Astanaanyar, Kota Bandung pada Rabu (18/1/2023)Proses pembuatan Dodol Keranjang Tek Kie di Jl Pajagalan, Astanaanyar, Kota Bandung pada Rabu (18/1/2023) Foto: Wisma Putra/detikJabar

Vincent menyebut, penjualan kue berbahan baku beras ketan dan gula merah yang diproduksinya masih dijual di wilayah Kota Bandung dan dijual dengan harga Rp 15-50 ribu per pcs nya atau tergantung ukuran dari dodol keranjang tersebut.

"Rasa ada tiga, original, pandan dan jeruk. Untuk ukuran 300-500 gram dan yang spesial ada juga 500 gram," tuturnya.

Vincent mengatakan, dodol keranjang yang diproduksinya menggunakan bahan-bahan asli dan tanpa bahan pengawet buatan. "Kita gak pake, bahanya tradisional, enggak pake pengawet biar gak mengubah rasa juga ya," katanya.

Karena dodol keranjang ini dibuatnya secara musiman, jumlah tenaga kerja juga berubah-ubah. "Pas lagi ramenya bisa 20 orang lebih," ucapnya.

"Kalau gak ada momen ini kita bikin tepung dan kue lain, enggak melulu dodol," pungkasnya. (wip/yum)



Hide Ads