Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili atau Tahun Baru China 2025, yang jatuh pada Rabu, 29 Januari mendatang, produsen kue keranjang mulai kebanjitan order.
Kudapan yang satu ini memang identik dengan tradisi masyarakat Tionghoa, sehingga menjadi sajian wajib di momentum perayaan Imlek.
"Pesanan sudah banyak yang masuk, terutama langganan-langganan kami. Sejak beberapa minggu lalu kami produksi terus," kata Hom Sen (62), pedagang kue keranjang di Jalan Salakaso Kota Tasikmalaya, Senin (20/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya warga keturunan Tionghoa, kue keranjang juga digandrungi oleh masyarakat pribumi. Makanya kue keranjang ini memiliki banyak sebutan atau istilah.
Masyarakat Sunda menyebut kue ini dengan nama Dodol Cina, sebagian menyebutnya Jawadah Korang.
Sementara masyarakat Tionghoa sendiri menyebut kue ini dengan nama Nian Gao. Kue ini melambangkan kesejahteraan dan melengkapi kemeriahan Imlek, dimana harus tersedia makanan yang manis-manis.
"Ya ini kan kue tradisi, bagian dari budaya kami, jadi akan selalu ada setiap Imlek. Di hari-hari biasa pun, sebenarnya kami jualan juga," kata Hom Sen.
![]() |
Hom Sen adalah generasi kedua dari Ny. Sim, neneknya yang merintis usaha produksi kue keranjang ini sejak era 1950.
Hom Sen menjelaskan bahan dasar kue keranjang ini relatif sederhana, hanya terdiri dari tepung ketan dan gula. Tapi teknis pembuatannya saja yang agak memakan waktu.
Untuk menghasilkan kue keranjang yang bagus, pengukusan dilakukan sampai 12 jam. Ini juga yang menurut Hom Sen, membuat kue keranjang bisa tahan hingga berbulan-bulan bahkan hitungan tahun. Dia memastikan tak ada penggunaan bahan pengawet dalam pembuatannya.
"Tak ada bahan pengawet, asal diolahnya benar, bisa awet berbulan-bulan bahkan sampai setahun," kata Hom Sen.
Hom Sen mengatakan saat ini kue keranjang buatannya dijual dengan harga Rp 40 ribu per kilogram.
"Pusing bahan-bahannya mahal, naik terus, jadi sekarang menjual Rp 40 ribu sekilo," kata Hom Sen.
Selain masyarakat keturunan Tionghoa, warga lokal Tasikmalaya pun banyak yang sengaja membeli kue keranjang di momentum tahun baru Imlek.
Namun mayoritas mereka tidak menyajikan kue ini secara langsung. Melainkan diolah dulu, dibalut tepung lalu digoreng, seperti membuat goreng pisang.
(yum/yum)