Perajin tahu di Kabupaten Ciamis, mengeluh atas harga kedelai terus mengalami kenaikan yang mencapai Rp 13.200/kg. Seminggu sebelumnya harga kedelai Rp 12.800/kg. Akibat tingginya harga kedelai, perajin tahu di Ciamis kini harus menambah modal agar bisa terus produksi.
Dede Ramlan, perajin tahu asal Kampung Tahu Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, mengeluh dengan tingginya harga kedelai saat ini. Menurut Dede, kenaikan kedelai kali ini tergolong tidak wajar. Biasanya naik hanya Rp 200 sampai Rp 300 secara bertahap, namun kali ini kenaikan bisa sampai Rp 500.
"Sejak kenaikan harga BBM, harga kedelai juga ikut naik. Sebelumnya Rp 12.800/kg sekarang sudah Rp 13.200/kg," ungkapnya saat ditemui di pabriknya, Selasa (11/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat kenaikan kedelai ini, penghasilan Dede turun drastis hingga mencapai 30 persen dari sebelumnya. Dede mengaku saat ini tidak memperkecil ukuran tahu. Mengingat saat ini ukuran tahu sudah terbilang kecil, dampak dari kenaikan kedelai pada Februari 2022 lalu.
"Kalau semakin diperkecil nanti pelanggan pada tidak mau. Ini juga sudah kecil, kalau diperkecil lagi kasihan yang beli," ungkapnya.
Dede menyebut ada rencana untuk menaikan harga tahu. Namun, kenaikan tersebut akan diserahkan ke pasar. Sampai saat ini, Dede tetap mempertahankan harga yang ada meski mendapat untung kecil. Tahu yang dijualnya Rp 200 dan Rp 300 per biji. Dijual ke Pasar Cikurubuk dan Pasar Ciamis.
"Harga memang naik tapi untungnya pasokannya masih ada. Setiap hari biasa produksi 3 kuintal oleh 7 pegawai. Kebutuhan pasar masih bisa terpenuhi," jelasnya.
Menurut Dede, beruntung kenaikan kedelai saat ini tidak dibarengi dengan kenaikan minyak goreng seperti tempo dulu. Tahu yang diproduksi Dede merupakan tahu apung yang telah digoreng baru dijual.
"Kalau bulan Februari lalu itu kami beberapa kali tidak produksi karena kenaikan kedelai bersamaan dengan kenaikan minyak goreng. Kalau sekarang tidak sampai berhenti berproduksi," ucapnya.
Dede pun berharap harga kedelai bisa stabil bahkan turun. Meski impor, diharapkan Pemerintah bisa mengatasi harga kedelai agar tidak terus melonjak.
Diketahui di Kampung Tahu ini terdapat 100 pabrik. Hampir 90 persen warga perekonomiannya bergantung pada tahu. Para perajin di Kampung Tahu ini berharap kedelai bisa kembali normal.
(mso/mso)