Naiknya harga kedelai impor dari Amerika Serikat disikapi beragam oleh para produsen tahu di Mojokerto. Mulai dari menaikkan harga jual tahu hingga bertahan di harga jual lama dengan merelakan penghasilan turun.
Dampak naiknya harga kedelai impor dirasakan industri rumahan tahu di Desa Sambiroto, Sooko, Mojokerto. Karyawan home industry ini, Asmaul Husna menuturkan, harga kedelai impor naik bertahap sejak 3 pekan lalu. Yaitu dari 8.600, 8.800, lalu menjadi Rp 9.000/Kg.
"Mulai seminggu yang lalu harga tahu kami naikkan dari Rp 30.000 per bak menjadi Rp 31.500 per bak," terangnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (2/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produksi tahu di tempat ini melayani para pedagang di Surabaya dan Mojokerto. Kapasitas produksi mereka turun dari sebelumnya 29 kali masak per hari menjadi 25 kali masak per hari. Sekali masak, mereka mengolah 17,5 Kg kedelai menjadi 7 bak tahu.
Sehingga kapasitas produksi mereka saat ini 175 bak tahu per hari. Setiap bak berukuran 49x49 cm. "Walaupun kedelai naik kami tetap produksi," ujar Asmaul.
Lonjakan harga kedelai impor dari Amerika Serikat disikapi berbeda oleh Abdullah (55), produsen sekaligus pedagang tahu di Desa Sambiroto. Ia mengamini harga kedelai naik bertahap dari Rp 8.600 menjadi Rp 9.000/Kg karena momen tahun baru 2025.
"Penjualan dan produksi masih stabil selagi kenaikan di bawah Rp 1.000/Kg. Kalau sudah di atas itu, ukuran tahu kami kurangi," jelasnya.
Setiap harinya, Abdullah memproduksi tahu bersama 24 pedagang lainnya. Rata-rata mereka mengolah 500 Kg kedelai impor menjadi 200 bak tahu. Setiap bak lantas mereka potong-potong menjadi 25 potong tahu untuk dijual eceran ke para konsumen.
"Harga jual tahu saat ini tetap Rp 1.500 sampai Rp 2.000 per potong, belum ada kenaikan," ungkapnya.
Artinya, Abdullah dan kawan-kawan merelakan penghasilan mereka turun agar harga eceran tahu tetap stabil. Selama ini, omzet masing-masing pedagang Rp 350.000/hari. Sedangkan bahan baku kedelai sekali produksi naik dari Rp 172.000 menjadi Rp 180.000. Itu belum termasuk ongkos produksi.
"Harapannya kedelai jangan terlalu mahal, stabil saja Rp 8.600/Kg supaya kami bisa jual tahu tanpa membebani konsumen masyarakat kecil," tandasnya.
(abq/iwd)