Umur Pendek Sistem Parkir QRIS di Jalan ABC Bandung

Round-Up

Umur Pendek Sistem Parkir QRIS di Jalan ABC Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 12 Okt 2024 15:00 WIB
Bayar parkir di Bandung pakai QRIS.
Bayar parkir di Bandung pakai QRIS. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Beragam cara dijajal Pemkot Bandung demi menjawab masalah parkir dan mencegah parkir liar. Setelah beberapa kali dibuat kewalahan dengan getok harga selangit dari parkir liar di beberapa titik, akhirnya Pemkot Bandung menerapkan sistem parkir baru.

Sistem parkir dengan menggunakan metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi cara yang dijajal Pemkot Bandung. Pembayaran metode QRIS diujicoba di sepanjang ruas jalan sekitar Kawasan Jalan ABC, Kota Bandung, pada Kamis (10/10/2024).

Uji coba tersebut menjadi kelanjutan dari ide inovasi yang telah disosialisasikan oleh Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) dalam beberapa waktu silam. Biaya parkir ini menjadi salah satu pemasukan bagi Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekedar diketahui pada 2023 lalu, pendapatan parkir on the street mencapai Rp11.104.577.825. Jumlah itu disebut meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yakni Rp6,5 miliar pada 2021 dan Rp9 miliar pada 2022.

Para juru parkir di sekitar Jalan ABC dan Banceuy diberikan rompi dengan QRIS. Rompi tersebut dilengkapi dengan barcode QRIS yang tertempel di punggung rompi, dilengkapi dengan tulisan daftar harga tarif parkir untuk tiap jenis kendaraan. Sehingga, pemilik kendaraan yang ingin bayar parkir cukup melakukan scan dari punggung juru parkir.

ADVERTISEMENT

Rencananya, jika uji coba ini berjalan dengan lancar, setiap metode pembayaran parkir di Kota Bandung akan menerapkan QRIS. Penambahan metode pembayaran berbasis QRIS ini disiapkan untuk diterapkan di seluruh sudut kota. Setidaknya ada 1.076 juru parkir binaan BLUD Parkir Kota Bandung.

Namun keesokan harinya setelah peresmian dilakukan, pembayaran menggunakan QRIS tak berlaku lagi di Jalan ABC. Apa alasannya?

Juru Parkir di Kawasan ABC Sudah Dipandu Pembayaran dengan QRIS

Mulanya, juru parkir di kawasan jalan ABC dan Banceuy yang terbiasa menerima uang parkir secara tunai atau menggunakan mesin parkir, diajarkan jika ada pengguna yang ingin bayar dengan QRIS. Diketahui, ada 25 juru parkir di Jalan ABC yang menerima rompi QRIS.

Harapannya, selain praktis dan cepat, metode ini dilakukan untuk meningkatkan PAD Kota Bandung dari sektor parkir. Jika uji coba berhasil, skema itu akan diterapkan di seluruh wilayah Kota Bandung.

Plt Kadishub Kota Bandung, Asep Kuswara menjelaskan, juru parkir harus mencatat nomor kendaraan saat parkir di Jalan ABC. Setelah dicatat, sistem secara otomatis akan menghitung tarif sesuai dengan durasi parkir kendaraan.

"Per jamnya di belakang rompi petugas parkir sudah ada tarifnya. Misalkan, roda empat itu Rp 5 ribu per jam. Jadi ketika ada yang masuk, sama juru parkir dicatat pelat nomor masuk pukul sekian. Ketika keluar misalkan hanya satu jam, jadi hanya bayar Rp 5 jam, tinggal bayar pakai QRIS," kata Asep, Kamis (10/10/2024).

Adapun pembayarannya, masyarakat bisa meminta QR code yang ada di rompi maupun id card yang dipakai juru parkir. Setelah itu, buka aplikasi pembayaran. Selain melalui bank bjb, pembayaran bisa dilakukan melalui aplikasi dompet digital dan mobile banking lainnya.

Masyarakat kemudian tinggal men-scan QR code dan memasukkan nominal pembayaran. Yang perlu diperhatikan, nama dan kode juru parkir harus sesuai dengan petugas yang ada di lapangan.

Juru parkir diberi rompi dengan QR code atau kode respons cepat di bagian punggungnya. Rompi itu juga menyertakan informasi nomor induk juru parkir, tarif dan kontak aduan untuk masyarakat. Juru parkir juga dibekali id card dengan QR code.

Asep mengatakan skema pembayaran parkir dengan QRIS ini adalah inovasi untuk memudahkan pembayaran parkir, serta untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir.

"Yang namanya uang elektronik itu susah diapa-apain, karena sudah masuk ke kas daerah. Itu salah satu inovasi yang dibuat oleh Dishub BLUD Parkir," kata Asep.

Untuk teknisnya, Asep menjelaskan, nantinya juru parkir diharuskan untuk mencatat nomor kendaraan yang parkir. Dengan dicatat, secara otomatis tarif akan tertera saat masyarakat melakukan scan barcode QRIS.

"Per jamnya di belakang rompi petugas parkir sudah ada tarifnya. Misalkan, roda empat itu Rp 5 ribu per jam. Jadi ketika ada yang masuk, sama juru parkir dicatat pelat nomor masuk pukul sekian. Ketika keluar misalkan hanya satu jam, jadi hanya bayar Rp 5 jam, tinggal bayar pakai QRIS," jelasnya.

Asep juga mengungkapkan, pihaknya telah melakukan antisipasi risiko dari penerapan skema pembayaran non tunai tersebut, salah satunya potensi pemalsuan QR code. "Kami akan koordinasikan dengan bank bjb, khawatir dipalsukan QRIS-nya," ucapnya.

Belum Sampai Sebulan, Parkir QRIS di Jalan ABC Tak Berlaku Lagi

Bayar parkir di Bandung pakai QRIS.Bayar parkir di Bandung pakai QRIS. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Asep mengungkapkan, pembayaran dengan QRIS akan diuji coba selama satu bulan. Namun keesokan harinya pada Jumat (11/10/2024), semua juru parkir di Jalan ABC tak lagi menggunakan rompi khusus bergambar QRIS yang telah dibagikan Dishub Kota Bandung.

Mereka juga tampak menerima pembayaran tunai, tidak melalui digital. Penerapan pembayaran parkir digital melalui QRIS di Jalan ABC, Kota Bandung dipindah secara mendadak ke Jalan Cikapundung.

Ucep, salah seorang juru parkir di Jalan ABC mengatakan, dirinya baru diinfokan adanya pemindahan lokasi penerapan pembayaran parkir dengan QRIS pagi tadi. Ucep menyebut, seluruh rompi dan id card QRIS yang telah dibagikan ke 25 jukir di Jalan ABC dipindah.

Alasannya, sepanjang Jalan ABC masih ada mesin parkir. Sehingga Dishub Kota Bandung memindahkan lokasi ke Jalan Cikapundung yang tidak memiliki mesin parkir.

"Jadi parkir yang pakai QRIS itu (dipindah), sekarang kan di sini ada mesin jadi dipindah ke yang nggak ada mesin (di Jalan Cikapundung)," kata Ucep saat diwawancarai.

"Karena kalau dua-dua (cara bayarnya) lewat QRIS dan mesin bingung ngaturnya, jadi dobel. Makanya di sana gak ada mesin, dipindah ke Cikapundung," lanjutnya.

Di hari pertama penerapan kemarin, Ucep mengungkapkan hanya sedikit masyarakat yang membayar menggunakan QRIS. Menurutnya masyarakat lebih banyak membayar dengan tunai dan dengan mesin parkir.

"Konsumen itu bilang kenapa ada lagi QRIS, padahal kan ada mesin. Saya bingung jadinya ada dua ini gimana. Terus ada orang Dishub bilang katanya dipindah aja ke Cikapundung," ujarnya.

Sementara di Jalan Cikapundung, para juru parkir terlihat sudah menggunakan rompi bergambar QR code di punggungnya. Namun mereka masih menerima pembayaran dengan uang tunai.

Dikdik, jukir di Jalan Cikapundung menuturkan, dirinya baru diberi kabar terkait pembayaran parkir dengan QRIS hari ini. Karena itu kata Dikdik, pembayaran masih dilakukan secara tunai.

"Baru dikasih tahu hari ini, makanya masih tunai. Paling besok mulai coba tawarin ke warga buat bayar pakai QRIS," ungkap Dikdik.

Hal senada disampaikan Engkus yang mengaku bingung dengan pembayaran parkir dengan QRIS. "Bingung jadinya, orang-orang ditanya mau bayar pakai QRIS juga bingung, makanya kebanyakan tunai semua," singkatnya.

Kebingungan dalam Sistem Pembayaran Parkir

Sekedar diketahui, Kota Bandung yang mem-branding sebagai daerah Smart City punya mesin parkir elektronik (e-Parkir) sejak tahun 2017. Dalam data Dishub Kota Bandung akhir 2023 lalu, setidaknya ada 445 mesin parkir yang di antaranya sebanyak 152 mesin parkir non aktif.

Dalam penggunaannya, mesin parkir dirasa belum efektif. Nyatanya setiap tahun retribusi parkir jauh dari target yang ditetapkan.

Kebingungan pun melanda para juru parkir di Jalan Cikapundung yang belum betul-betul disiapkan untuk menerima pembayaran QRIS. Sementara Pemkot Bandung, malah sebelumnya menyiapkan pembayaran QRIS di sekitar Jalan ABC dan Banceuy yang terdapat mesin parkir.

Kepala BLUD Parkir Kota Bandung, Yogi Mamesa menjelaskan, akhirnya pemindahan lokasi pembayaran parkir dengan QRIS dilakukan. Alasannya, sepanjang jalan ABC masih terdapat mesin parkir yang digunakan masyarakat. Maka, pihaknya memutuskan untuk menggeser lokasi ke Jalan Cikapundung.

"Jadi konsumen yang bayar pakai mesin ya ke mesin, pakai QRIS ya ke QRIS. Jangan sampai nanti dianggapnya mesin tidak berguna karena di jalan ABC masih ada mesin parkir, makanya dipindah," jelasnya.

"Ini masih uji coba dan mulai hari ini dipindah. Di sepanjang Jalan ABC ditiadakan dulu sementara (pembayaran dengan QRIS)," lanjutnya.

Di hari pertama luncurkan kemarin, Yogi menuturkan sudah ada pemasukan parkir dari pembayaran dengan QRIS. Meski jumlahnya tidak seberapa, dia menyebut hal itu menjadi wajar karena metode tersebut masih dalam tahap sosialisasi.

"Sudah ada yang masuk (lewat QRIS), sekitar Rp 100 ribuan dari 25 juru parkir. Lumayan ya bertahap masih sosialisasi, awal memang susah. Kendalanya di situ makanya kita terus sosialisasi. Jangan sampai juga jukir gak mau dengan QRIS ini," tuturnya.

Yogi menegaskan, selama masa uji coba, pembayaran parkir tetap bisa dilakukan dengan uang tunai. Menurutnya hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya lost potensi pemasukan dari sektor parkir.

"Iya karena kalau kita gak tunai lost potensi bisa gak bayar. Tapi kita terus sosialisasi," kata Yogi.

(aau/iqk)


Hide Ads