Sebanyak 71 orang siswa SD di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat keracunan makanan. Gejala keracunan seperti mual, muntah, dan pusing dirasakan para siswa pada sore hari.
Siang harinya, sekitar pukul 12.00, mereka menyantap nasi kotak sebagai 'kojong' pada acara Maulid Nabi atau muludan di madrasah diniyyah pada Minggu (6/10/2024).
Keracunan makanan memang kerap terjadi dan faktor penyebab makanan menjadi beracun sangat banyak. Peristiwa yang umum pada keracunan makanan adalah ada bakteri atau jamur yang tumbuh pada makanan itu sehingga menjadi basi dan beracun jika disantap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang-orang yang keracunan makanan biasanya akan kekurangan cairan tubuh karena terus-terusan muntah atau diare. Jika gejala sudah parah, maka korban keracunan wajib dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
Namun, jika gejalanya masih ringan, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama pada korban keracunan makanan. Satu di antaranya dengan memberikan arang.
Penyebab Keracunan Makanan
Situs Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI mengkategorikan keracunan jika menimbulkan banyak korban sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Keracunan makanan merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, parasit, bahan kimia, dan jamur tertentu.
"KLB keracunan makanan biasanya ditandai dengan gejala seperti, mual mual, pusing, hingga muntah. Bahkan KLB Keracunan bisa menimbulkan korban jiwa," tulis situs itu.
Nur Hafni Bahri Siambaton dan Usiono dalam studi berjudul Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan, dimuat pada Jurnal Pendidikan Tambusai (2023) menjelaskan sejumlah 'agen' yang bisa menyebabkan keracunan makanan.
Menurut keduanya, dari data yang diperoleh secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat 31 agen berbahaya (termasuk virus, bakteri, parasit, toksin dan kimia) penyebab 600 juta kesakitan dan 420.000 kematian.
"Agen penyebab diare seperti norovirus, Salmonela enterica, Campylobacter, dan E.Coli. Sedangkan penyebab kematian utama keracunan adalah Salmonela thypi, Taenia solium, virus Hepatitis A dan aflotoxin," tulisnya.
Namun, keracunan makanan bukan saja disebabkan oleh 'agen-agen' tersebut di atas, namun juga boleh jadi disebabkan oleh proses memasak yang dengan campuran bahan kimia seperti MSG dan zat pemanis buatan, hingga pewarna.
"Data lain menyebutkan bahwa kasus keracunan makanan dapat disebabkan antara lain karena virus, bakteri, jamur, parasit, ikan, tanaman, bahan kimia. Bahan kimia yang dimakasud adalah bahan kimia yang dicampurkan dengan makanan, seperti MSG, zat pemanis buatan, pengawet makanan dan zat pewarna makanan." tulis jurnal itu.
Pertolongan Pertama untuk Korban Keracunan Makanan
Paling tidak, ada empat cara untuk memberikan pertolongan pertama pada korban keracunan makanan. Jika kita melihat teman atau saudara kita keracunan makanan dengan gejala seperti diare, pusing, mual hingga muntah. Ada baiknya lakukan hal ini:
1. Berbaring Miring ke Kiri
Langkah pertama yang dilakukan untuk memberikan pertolongan kepada korban keracunan makanan adalah dengan menempatkannya pada posisi yang nyaman. Situs Kemenkes RI menyebutkan, bantulah korban keracunan untuk berbaring dengan posisi sejajar, tanpa kepala bersandar pada bantal.
Lebih detail, Jurnal Pendidikan Tambusai menjelaskan memberikan posisi lateral kiri atau miring ke kiri adalah tindakan yang baik kepada korban keracunan makanan karena tindakan tersebut sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya rekorditasi obstruksi.
2. Memberikan Arang Aktif
![]() |
Arang aktif atau activated charcoal adalah arang yang berasal dari hasil pemanasan kayu atau batok kelapa dengan oksigen. Sudah sejak lama arang aktif digunakan sebagai obat herbal. Saat ini juga sering ditemukan arang aktif sebagai campuran es krim dan pasta gigi.
Dan arang aktif ini boleh digunakan untuk memberikan pertolongan pertama pada korban keracunan. Ini karena sifat arang yang dapat menyerap racun. Arang aktif berbeda dengan arang yang biasa digunakan untuk membakar sate. Arang aktif punya pori-pori lebih besar sehingga punya daya serap tinggi terhadap racun.
Jurnal Pendidikan Tambusai menjelaskan, pemberian arang aktif menurut(Zellner et al., 2019) dan Ghosh & Peters (2020) diindikasikan untuk mengobati keracunan sedang hingga mengancam jiwa tindakan ini harus dilakukan sesegera mungkin, dalam satu jam pertama. Caranya, arang ini dibuat cair dan diminum. Jika ada reaksi muntah, tim medis bisa menggunakan selang ke kerongkongan agar cairan arang langsung masuk ke perut.
3. Pemberian Madu
![]() |
Madu sering disebut-sebut sebagai obat mujarab. Madu juga antibiotik alami untuk berbagai penyakit bertalian dengan bakteri. Madu mampu membunuh bakteri penyebab keracunan makanan. Madu juga dapat meredakan diare, gangguan pencernaan, refluks asam, kembung, dan kondisi pencernaan lainnya.
4. Air Kelapa Hijau
![]() |
Air kelapa hijau adalah cairan yang bisa mengembalikan elektrolit ketika keluar banyak cairan dari dalam tubuh. Air kelapa ini juga bisa digunakan sebagai cairan pertolongan pertama pada korban keracunan makanan.
Pemberian air kelapa hijau untuk keracunan dapat menetralisir racun ringan dalam tubuh karena dalam kandungan air kelapa hijau. Namun, karena hanya penangkal racun ringan, membawa korban keracunan ke rumah sakit adalah jalan terbaik.
(yum/yum)