Dinkes Temukan Air Tercemar E Coli di Kasus Keracunan Massal Klaten

Dinkes Temukan Air Tercemar E Coli di Kasus Keracunan Massal Klaten

Achmad Hussein Syauqii - detikJateng
Kamis, 17 Apr 2025 13:04 WIB
Suasana posko KLB keracunan massal di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten, Selasa (15/4/2025).
Suasana posko KLB keracunan massal di Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten, Selasa (15/4/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten masih menyelidiki penyebab keracunan makanan acara hajatan wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten. Terbaru, Dinkes menemukan adanya kandungan bakteri e-coli dalam air di lokasi hajatan.

"Untuk sampel laboratorium air yang dikirim ke dinas kesehatan sudah jadi kemarin. Jadi di situ tertera hasil total bakteri coliform yang termasuk bakteri coli, itu ambang batasnya 50, yang ada itu lebih dari 200," ungkap Kepala Dinkes Klaten, dokter Anggit Budiarto kepada para wartawan di Kantor Pemkab Klaten, Kamis (17/4/2025) siang.

Dijelaskan Anggit, selain itu ditemukan kandungan Escherichia Coli (e-coli) dalam air tersebut. Kandungan e- coli yang menurut ambang batas nol, namun ditemukan ada 88.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut nilai rujukan e-coli mestinya nol tapi ada 88. Dalam pemeriksaan hasil tidak disebut masuk kriteria rendah, sedang atau tinggi tapi cuma ada," jelas Anggit.

Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakan kontaminasi bakteri itu yang menyebabkan seratusan orang keracunan dan menewaskan satu orang itu. Anggit menyebut untuk menentukan pasti penyebab keracunan masih menunggu hasil pemeriksaan makanan.

ADVERTISEMENT

"Untuk menentukan satu dan lain hal terkait kejadian itu masih harus menunggu pemeriksaan makanan di Semarang. Karena yang lebih dekat itu ke makanan tapi nanti kita lihat," papar Anggit.

Sampel makanan itu kini tengah diuji di Balai Labkes Semarang. Dia mengatakan hasilnya diperkirakan keluar lima hari setelah dikirim.

"Dari Balabkes di Semarang belum jadi. Itu estimasi lima hari dari pascapengiriman sampel," sambung Anggit.

Menurutnya, secara teori gejala yang muncul terhadap korban kemungkinan disebabkan oleh bakteri dan bukan parasite. Hal itu dilihat dari gejala yang muncul sudah 10- 24 jam.

"Karena dari gejala yang muncul secara teori, kalau bakteri itu muncul sudah 10- 24 jam. Tapi kita belum bisa menyampaikan keputusan apa pun terkait dengan itu, masih menunggu laboratorium makanannya, biar para ahli yang menjelaskan," papar Anggit.

Sebelumnya diberitakan, warga di Kecamatan Gantiwarno, Klaten, diduga keracunan makanan saat acara wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno pada Sabtu (12/4) malam. Dilaporkan 141 orang mengalami gejala keracunan dan satu orang tewas akibat kejadian tersebut.

Kepala Puskesmas Gantiwarno, dokter Andi Markoco, menjelaskan para korban mengalami gejalanya mual sampai diare.

"Gejalanya bervariasi mulai demam, mual hingga diare. Mulai awal gejala itu hari Minggu (13/4) pagi, jamuannya Sabtu malam Minggu (12/4), tapi memang kebanyakan yang bergejala baru pagi hari ini," terang Andi kepada wartawan.




(afn/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads