Terungkap Penyebab 160 Warga Klaten Keracunan Ternyata Bakteri Salmonella

Terungkap Penyebab 160 Warga Klaten Keracunan Ternyata Bakteri Salmonella

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 22 Apr 2025 17:06 WIB
Warga memeriksakan diri ke Posko kejadian keracunan makanan di Desa Karangturi, Klaten.
Warga memeriksakan diri ke Posko kejadian keracunan makanan di Desa Karangturi, Klaten. Foto: dok detikJateng.
Klaten -

Penyebab keracunan makanan di hajatan wayangan Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten beberapa waktu lalu akhirnya terungkap. Peristiwa yang mengakibatkan 160 orang jadi korban dan satu orang meninggal dipicu bakteri salmonella.

"Bisa disimpulkan penyebab dari kejadian atau pemicu keracunan adalah bakteri salmonella pada olahan makanan yang disajikan," jelas Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Anggit Budiarto kepada detikJateng, Selasa (22/4/2025) siang.

Dijelaskan Anggit, setelah kejadian keracunan dinas bersama instansi terkait sudah melakukan berbagai langkah mulai pendirian posko, pendataan sampai penanganan perawatan. Dinas juga menguji laboratorium sampel makanan secara bakteriologi yang sudah keluar hasilnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi hasil uji bakteriologi makanan sudah keluar. Memang positif salmonella di beberapa sampel makanan, seperti daging rendang, sambal goreng krecek, kerupuk, acar sama pangsit," ungkap Anggit.

Anggit menerangkan meskipun hasil ujian bakteriologi sampel makanan positif ditemukan bakteri salmonella tapi untuk bakteri e-coli dalam makanan negatif.

ADVERTISEMENT

"Dari hasil tersebut (uji bakteriologi makanan) e-coli maupun coliform negatif walaupun uji sampel pada airnya mengandung e-coli. Sehingga kesimpulannya makanan tidak ditemukan e-coli karena mungkin sudah mati," papar Anggit.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Hanung Sasmito, menambahkan dari uji air dari lokasi ditemukan bakteri e-coli. E-coli yang ditemukan melebihi batas.

"Kuman yang ditemukan pada air e- coli sama coliformnya di atas kadar maksimum yang diperbolehkan. Sedang bakteri yang ditemukan pada makanan dominan salmonella," jelas Hanung kepada detikJateng.

Bakteri salmonella, terang Hanung, ditemukan pada banyak sampel mulai rendang sapi, sambel goreng krecek, kerupuk, acar dan pangsit. Sedang bakteri lain juga ditemukan.

"Kuman lain yang ditemukan pada makanan ada staphylococcus saprophyticus pada rendang, enterobacter agglomerans pada sambel krecek, streptococcus Ξ±
hemolyticus pada kerupuk, acar, pangsit dan bacillus sp pada kacang," terang Hanung.

Di situs https//www.yankes.kemkes.go.iddisebut bakteri salmonella memicu masalah pencernaan.Seseorang yang terinfeksi bakteri salmonella dapat mengalami gejala berupa demam, diare, dan kram perut selama 4-7 hari.

Sebelumnya diberitakan,warga di Kecamatan Gantiwarno, Klaten, diduga keracunan makanan. Warga diduga keracunan saat acara wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno.

"Sekitar 30 orang. Korban dibawa ke Puskesmas Gantiwarno sudah diperiksa," ungkap Camat Gantiwarno, Veronica Retno Setyaningsih kepada detikJateng Senin (14/4) siang.

Dari pendataan selama tiga hari di Posko KLB, jumlah total warga yang terdampak keracunan makanan di acara hajatan total mencapai 160 orang dengan satu meninggal. Data tersebut merupakan data terakhir dan proses pendataannya telah ditutup.

"Jumlah yang sekarang sudah fix dan karena sudah stabil kondisinya maka sore ini kami close," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Klaten, dokter Hanung Sasmito kepada detikJateng, Kamis (17/4).

Dijelaskan Hanung, data tersebut merupakan data akhir setelah dilakukan pengecekan ulang. Pendataan dinyatakan selesai karena masa kedaruratan sudah lewat.

"Masa kegawatdaruratan sudah lewat, kemungkinan tidak ada lagi. Namun untuk pelayanan kesehatan tetap dilayani di PKD maupun Puskesmas," ujar Hanung.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads