Jembatan Kuning Bagbagan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, terlihat tak terawat. Selain ilalang, akses melihat dari dekat jembatan tersebut terhalang kubangan lumpur akibat hujan.
Banyak warga berharap, pemerintah mempercantik jembatan itu kembali dan dijadikan lokasi wisata bernilai sejarah. Namun hingga kini nampaknya hal itu belum juga terwujud.
"Sering ada pegawai pemerintah melihat ke lokasi ini, tapi hanya sebatas foto-foto lalu setelah itu enggak ada yang dilakukan. Padahal minimal dibersihkan lah semak-semaknya," kata Husen, warga di sekitar lokasi kepada detikJabar, Kamis (1/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Husen, kubangan lumpur di depan mulut jembatan akibat hujan yang kemudian dilindas kendaraan yang parkir di sekitar lokasi itu. "Ia jadinya susah dilewatin, enggak bisa melihat dari dekat. Harapannya ya minimal dirapikan lah di area situ. Padahal kan warisan sejarah," tutur Husen.
Senada, Dede S, warga Kampung Mariuk yang berdekatan dengan lokasi memiliki keinginan Jembatan Kuning diperbaiki. Mulai dari pijakan hingga kawat pengaman di sisi kanan dan kirinya. Dengan begitu, jembatan itu bisa dimanfaatkan oleh pejalan kaki.
"Kalau dibikin lokasi wisata bersejarah padahal bagus, jembatan di cat lagi. Pijakan dipasangi kayu atau yang layak buat jembatan itu lagi, jadi bisa dilewati oleh wisatawan atau warga," kata Dede.
Selain itu, harap Dede, mulut masuk dan keluar bisa dipasangi aspal atau paving block. "Kan lumayan bisa jadi spot wisata sejarah, bisa wisata kuliner ada pedagang makanan, jadi bisa hidup lagi. Kalau sekarang jadi mirip sarang hantu," keluhnya.
Jembatan yang dulunya bernama Kabelburg Tjimandiri oleh Belanda pada masa kolonial dulu menghubungkan antara Palabuhanratu dan wilayah Pajampangan.
![]() |
Jembatan gantung itu membentang sepanjang kurang lebih 117,5 meter dengan tinggi pylon (menara) 17,7 meter, dan lebar 3,9 meter. Jembatan itu adalah saksi bisu ambisi Belanda menghubungkan Palabuhanratu ke kawasan Pajampangan.
"Pada bulan Maret dan April tahun 1923, pembangunan jembatan di atas sungai Tjimandiri yang saat ini dikenal dengan Jembatan Bagbagan ini masih dalam tahap penyelesaian, hal ini menjadi perbincangan hangat di kalangan media pemberitaan Hindia Belanda setelah jembatan yang menghubungkan wilayah Palabuhanratu menuju ke wilayah Pajampangan ini mengalami beberapa kali penundaan di tahun-tahun sebelumnya," kata Rangga Suria Danuningrat, seorang pegiat sejarah dari Sukabumi History dan Jelajah Sejarah Sukabumi, Selasa (17/10/2023) lalu.
Rangga menukil sejarah dari sejumlah sumber primer, seperti media atau surat kabar yang terbit di masa penjajahan, seperti De Sumatra Post 24-11-1923, De Preanger-Bode 31-12-1918 dan Bataviaasch Nieuwsblad 28-11-1922. Menurut Rangga, proyek ini menjadi perbincangan hangat, terutama saat tanggal pembukaan yang sangat diharapkan terus ditunda.
"Padahal saat itu sudah ada banyak alasan untuk segera membuka jembatan ini, terutama karena pembangunan jembatan sederhana di atas sungai ini sudah berlangsung selama sembilan tahun dan tak kunjung usai. Akhirnya, pada tanggal 5 Mei tahun 1923, pembukaan jembatan dapat dilangsungkan," ujarnya.
(sya/iqk)