Hujan deras yang terjadi beberapa waktu lalu memicu bencana alam di Kabupaten Sukabumi. Air sungai yang meluap mengakibatkan TPT (tembok penahan tanah) ambrol, banjir dan jembatan putus.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi Wawan Godawan mengatakan, berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops), terdapat empat kecamatan yang mengalami bencana alam dengan jenis beragam.
"Yang terparah ada di dua kecamatan, termasuk di Warungkiara ada empat titik, satu jembatan gantung terputus terbawa arus air, kemudian di Palabuhanratu," kata Wawan di lokasi bencana Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Kamis (30/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus di Cisarakan, Palabuhanratu, terjadi longsor disertai pohon tumbang yang menutup ruas jalan Cisarakan, Desa Buniwangi. Kemudian, di Sungai Cipalabuan terjadi banjir hingga merendam dermaga.
"Itu beberapa titik yang dilaporkan, kemudian juga di (kecamatan) Bantargadung," sambungnya.
Selain jembatan putus, titik terparah bencana alam ini terjadi di Warungkiara di mana akses jalan masyarakat terputus untuk kendaraan roda empat. Pihaknya menerjunkan tim untuk melakukan penanganan sementara hingga jalan tersebut dibangun kembali.
Baca juga: Geger Mayat Lansia di Indekos Sukabumi |
"Kalau dilihat dari sisi kerusakannya, ini akses utama warga masyarakat untuk melaksanakan aktivitas, termasuk jalan utama ini ada tiga titik yang terdampak, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat," ungkapnya.
"Kita pertama asessment apa yang dibutuhkan, ke depan pemasangan bronjong dan sebagainya, di Palabuhanratu juga sama, Cisarakan itu juga jalur provinsi dan sudah selesai bekerja sama dengan personel TNI/Polri membersihkan puing pohon maupun batu dan tanah," tutup
Ekonomi Warga Terancam Lumpuh
Khusus soal banjir yang terjad di Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi turut mengancam kegiatan ekonomi masyarakat. Hal itu disampaikan Kepala Desa Bantarkalong Rohmatulloh.
Rohmatulloh mengatakan banjir bandang yang terjadi di desanya memang sudah surut. Akan tetapi, banjir itu merusak sebagian badan jalan (teritorial jalan kabupaten) yang menghubungan tiga desa di antaranya Desa Hegarmanah, Desa Mekarjaya, dan Desa Sirnajaya.
"Ya jadi bencana terjadi di Bantarkalong itu kemarin sekitar jam 17:00 WIB akibat curah hujan yang tinggi. Ada beberapa wilayah yang terkena dampak, paling parah jalan di Cigadog, di situ jalan hancur terputus akses mobil dan satu rumah yang kebetulan milik Kades Tariji rusak ringan," kata Rohmatulloh kepada awak media, Kamis (30/3/2023).
Menurutnya beberapa jembatan juga butuh penanganan karena di bagian pondasi tergerus air. "Jembatan di kedusunan juga terputus di Kampung Legoknyenang itu sedang ditangani warga juga," sambungnya.
Menurutnya, akibat bencana tersebut, kegiatan perekonomian masyarakat lumpuh, khususnya dari segi pesan-antar barang. Meski demikian, ada jalan alternatif lain dengan jarak yang lebih jauh.
"Perekonomian lumpuh walau di satu sisi ada jalan alternatif tapi lebih jauh. Ini kita dari berbagai kalangan turun, penanganannya membronjong dulu dan tindak lanjut dari dinas terkait," ucap dia.
Camat Warungkiara Pendi menambahkan, terkait akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, pihaknya masih mengupayakan menanggulangi agar tetap bisa diakses masyarakat.
"Sekarang kita kerja sama Forkopimcam Warungkiara bersama para relawan, BPBD, TNI/Polri untuk menutup gorong-gorong yang tergerus banjir itu, diharapkan ini bisa memperlancar akses lalu lintas di sini," kata Pendi.
Dia juga menyarankan, agar roda ekonomi dapat terus berputar, masyarakat harus legawa menggunakan jalan alternatif melalui Desa Hegarmanah.
"Masih ada jalan alternatif yang masuk ke Desa Hegarmanah meskipun itu jalannya sempit. Sementara menunggu perbaikan jalan di sini bisa menggunakan jalan alternatif itu," tutupnya.
(iqk/orb)