Banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Sukabumi pada 4 Desember 2024 yang lalu, ternyata membuyarkan mimpi warga yang menetap di Kampung Cikadaka, Desa Cidadap, Kecamatan Naringgul. Mereka kini tak punya jembatan lagi yang sempat diperbaiki pada beberapa bulan sebelumnya.
Lantas, bagaimana kronologi peristiwa ini bisa terjadi? Berikut ini rangkuman 5 faktanya:
1. Pembangunan Jembatan Menelan Biaya Ratusan Juta
Padahal saat diperbaiki, biaya yang dibutuhkan terbilang begitu mahal. Tapi kemudian, mimpi warga sekitar punya akses yang lebih terjangkau kini sirna karena jembatan yang dibangun itu rusak disapu banjir bandang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul saya sudah dapat informasi, jembatannya hilang akibat bencana beberapa waktu lalu. Jembatan itu selesai dulu itu menghabiskan anggaran hasil donasi sejumlah pihak sebesar Rp 235 juta," kata Andri 'Zeans' Kurniawan dari Relawan Sehati Gerak Bersama kepada detikJabar, Senin (6/1/2025).
2. Pelajar Terpaksa Berenang karena Hancurnya Jembatan
Andri mengaku, sudah mengupdate informasi kondisi warga terutama pelajar. Sebab, anak-anak yang berangkat sekolah kini terpaksa harus kembali berenang atau digendong orang tuanya untuk bisa belajar di kelasnya.
"Anak-anak sejak ada banjir sekolahnya diliburkan sampai musim libur kemarin. Dan kabar yang saya terima hari ini seperti biasa anak-anak digendong diantar sama orang tua mereka," imbuhnya.
3. Fondasi Jembatan Jebol Karena Derasnya Banjir Bandang
Ruyatman, Kepala Seksi Pelayanan Desa Cidadap mengatakan derasnya aliran sungai akibat hujan yang mengguyur selama tiga hari berturut-turut membuat fondasi jembatan tidak mampu menahan tekanan air.
"Jembatan roboh sekitar pukul 10.00 WIB atau 11.00 WIB pagi. Fondasinya tergerus air karena banjir kali ini sangat besar. Selama 20-25 tahun saya tinggal di sini, belum pernah melihat air sungai meluap seperti saat itu," ujar Ruyatman menceritakan kondisi meluapnya aliran sungai kala banjir terjadi.
4. Jadi Harapan Memudahkan Aktivitas Warga Sekitar
Menurut Ruyatman, masyarakat tidak menyangka banjir akan merusak jembatan yang sebelumnya dianggap aman. Jembatan ini merupakan harapan besar warga karena memudahkan aktivitas mereka, termasuk anak-anak yang setiap hari harus menyeberang untuk pergi ke sekolah.
"Selama ini air tidak pernah naik setinggi itu, bahkan tidak pernah mencapai tiang jembatan. Tapi kemarin, banjir besar menghanyutkan jembatan yang selama ini diidamkan masyarakat. Sedih juga, karena jembatan ini sangat membantu," lanjutnya.
5. Anak Sekolah Hingga Petani Terdampak Rubuhnya Jembatan
Setelah jembatan hanyut, warga kembali ke situasi sebelumnya. Anak-anak sekolah harus digendong untuk menyeberang sungai. Bahkan, petani terpaksa menghentikan aktivitas mereka karena aliran sungai masih deras.
"Pagi tadi, saya lihat anak-anak digendong lagi untuk menyeberang. Sebelumnya, ada yang pakai ban bekas. Sekarang kondisinya kembali seperti dulu, semuanya serba sulit," kata Ruyatman.
(ral/mso)