Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Pangandaran merespon persoalan pengelolaan sampah di TPA Purbahayu, Pangandaran. Warga setempat mengeluhkan jika sampah di TPA Purbahayu mengeluarkan bau tak sedap dan sering kedatangan lalat.
Selain itu, warga mengkhawatirkan timbulnya gangguan kesehatan akibat sampah yang menumpuk di TPA tanpa ada pengelolaan.
Analis Lingkungan Hidup DLHK Pangandaran Umi Laelatussofiah mengatakan TPA Purbahayu merupakan jenis TPA sistem terbuka (open dumping), sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sampah yang dibuang ke TPA tidak ada juga penutupan tanah. Tak heran bila sistem ini dinilai sangat mengganggu lingkungan," kata Umi saat dihubungi detikJabar, Jumat (20/1/2023).
Menurutnya TPA Purbahayu memang masih open dumping, jadi kalau di segi Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup itu memang sudah tidak sesuai.
"Tapi memang masih banyak juga yang open dumping di Jawa Barat. Kalau di Pangandaran memang kita belum punya anggaran untuk sanitary renville," ucapnya.
Ia mengatakan memang seharusnya TPA menjadi tempat untuk pengolahan limbah atau pengurugan sampah. Tetapi pihaknya masih belum sampai melakukan itu.
"Sementara saat ini masih sedang direncanakan pembuatan TPA Bojongsari yang sanitary renville tapi kita baru rencanakan tahun 2024," kata Umi.
![]() |
Kendati demikian, kata Umi, TPA open dumping memang sudah tidak diperbolehkan, tapi apa daya anggaran untuk pengelolaan TPA yang lebih sehat masih belum memungkinkan dari segi anggaran.
"Kalau kita sudah mau menuju ke pengelolaan, tapi untuk sekarang belum. Karena Kabupaten Pangandaran masih baru, meskipun usianya sudah 10 tahun tapi masih baru dibandingkan Kota Banjar dan Ciamis," ucapnya.
Pihaknya juga mendapatkan keluhan dari warga setempat TPA Purbahayu karena ada longsoran sampah ketika hujan, atau sampah yang mencemari badan air.
"Tapi kami langsung mengeruk sampahnya biar tidak tercemari badan air. Kemudian tahun ini mau ngebangun tanggul meminimalisir longsoran itu," katanya.
Umi mengatakan ketinggian tumpukan sampah sudah setinggi 5 meter. Kata Umi, direncana itu setiap ketinggian sampah 10 meter harus dipadatkan.
Data yang diterima dari DLHK Pangandaran sepanjang tahun 2022 jumlah sampah di Pangandaran dari 433 ribu penduduk di 10 kecamatan menghasilkan 173 ribu kilogram sampah per hari dan 62 ribu ton per tahun. Sementara yang tertangani hanya 17 ribu ton per tahun.
(yum/yum)