Menjadi kuli sindang sudah dilakoni Leman selama 20 tahunan. Pria berusia 45 tahun ini telah menggeluti pekerjaan sebagai kuli sindang sejak tahun 2001 silam.
Istilah kuli sindang sendiri merupakan sebutan bagi mereka yang menyediakan jasa untuk berbagai macam pekerjaan. Seperti menggali saluran, memotong rumput, maupun beberapa pekerjaan kasar lainnya.
Selama menjadi kuli sindang, Leman biasa mangkal di sekitar trotoar Jalan Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon. Ia tidak sendiri. Setidaknya ada sekitar 40 orang yang satu profesi dengan Leman dan biasa mangkal di kawasan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bermodalkan cangkul, belencong, pengki, dan beberapa alat pertukangan lainnya, setiap hari Leman sudah bersiap sejak pagi masih gelap. Berharap akan banyak orang yang membutuhkan jasanya, ia pun berangkat dari kediamannya di Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon menuju Jalan Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon.
Untuk menuju Jalan Cipto Mangunkusumo yang menjadi tempatnya mangkal, Leman harus menempuh jarak sekitar kurang lebih 13 kilometer dengan menggunakan sepeda. Rutinitas itulah yang setiap hari menjadi kesibukan Leman.
Selama puluhan tahun menjalani profesinya sebagai kuli sindang, banyak cerita yang telah dirasakan Leman. Pendapatannya tidak menentu. Ia baru bisa memperoleh pemasukan setelah ada orang yang menggunakan jasanya.
"Kalau pendapatan nggak nentu. Kadang dua hari baru dapat kerjaan. Kadang bisa satu minggu nggak ada kerjaan sama sekali," kata Leman saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
Selama menjalani pekerjaan sebagai kuli sindang, Leman mengaku pernah menyelesaikan berbagai macam pekerjaan. Seperti membuat septic tank, menggali saluran, memotong rumput, hingga menggali kuburan.
Untuk setiap pekerjaan, Leman maupun rekan satu profesinya memasang tarif beragam. Menurutnya, ada dua sistem pembayaran yang diterapkan, yaitu sistem borongan dan sistem harian.
Tarif yang akan diterapkan akan disesuaikan dengan beratnya suatu pekerjaan. Seperti membuat septik tank dengan sistem borongan misalnya, tarifnya berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Sementara jika menggunakan sistem harian, tarif yang dipasang adalah sekitar Rp 250 ribu per harinya.
"Tapi kebanyakan kerjanya borongan. Misal menggali septic tank yang lebarnya 1 meter, panjang 2 meter dan dalam 1,5 meter, itu biasanya bayarannya Rp1 juta," jelasnya.
Setiap upah yang didapat Leman dari orang yang menggunakan jasanya, nantinya akan dibagi dengan beberapa rekannya yang ikut terlibat dalam pekerjaan tersebut.
"Kalau misalkan dapat uang Rp 1 juta, terus orangnya ada lima atau ada enam ya nantinya dibagi rata," ucap Leman.
(mso/orb)