Baru Bersih dari Haid Menjelang Subuh, Apa Batas Waktu Salatnya?

Baru Bersih dari Haid Menjelang Subuh, Apa Batas Waktu Salatnya?

Salsa Dila Fitria Oktavianti - detikHikmah
Jumat, 05 Des 2025 20:45 WIB
Baru Bersih dari Haid Menjelang Subuh, Apa Batas Waktu Salatnya?
Ilustrasi wanita haid. Foto: Getty Images/iStockphoto/trumzz
Jakarta -

Baru bersih dari haid menjelang Subuh sering membuat sebagian perempuan bingung mengenai kewajiban salatnya, apakah harus segera melaksanakan atau menunggu waktu tertentu. Bagaimana menurut fikih?

Djelaskan dalam buku Mengantarmu Menuju Masa Aqil Balig karya Nurul Baroroh, seorang muslimah yang sedang mengalami menstruasi tidak diperbolehkan melaksanakan salat maupun ibadah tertentu lainnya, seperti membaca mushaf Al-Qur'an, wukuf, dan thawaf.

Apabila darah haid telah berhenti sepenuhnya dan kembali bening seperti kapas, barulah seorang perempuan dihukumi suci dan dapat kembali menjalankan ibadah seperti biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Batas Waktu Salat Subuh apabila Selesai Haid Menjelang Subuh

Salat merupakan kewajiban utama bagi setiap muslim, termasuk bagi seorang muslimah yang sedang berada dalam kondisi tertentu seperti haid.

Meski terdapat masa-masa di mana muslimah tidak dibebani kewajiban salat, ketentuan tentang waktu salat yang telah ditetapkan syariat tetap menjadi acuan utama ketika muslimah kembali suci. Karena itu, memahami batas waktu salat, terutama ketika suci dari haid menjelang terbit fajar, menjadi penting agar ibadah dapat ditunaikan sesuai tuntunan.

ADVERTISEMENT

Allah SWT menegaskan bahwa salat memiliki waktu-waktu yang telah ditentukan dengan jelas, sebagaimana firman-Nya:

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Artinya: "Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin." (QS An-Nisa': 103)

Mengingat hal tersebut, mayoritas ulama, sebagaimana disebutkan oleh Wafi Marzuqi Ammar dalam buku Fikih Ranjang Romantis, berpendapat bahwa wanita yang suci dari haid atau nifas sebelum matahari terbit wajib melaksanakan salat Subuh. Namun, jika sucinya terjadi setelah matahari terbit, ia tidak memiliki kewajiban Subuh pada hari itu. Jika mendapati satu rakaat di dalam waktu salat, ia dianggap masih mendapatkan waktu salat tersebut.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda,

"Barang siapa yang mengerjakan satu rakaat salat Subuh sebelum matahari terbit maka dia mendapatkan salat Subuh. Dan barang siapa yang mengerjakan satu rakaat salat Ashar sebelum terbenam matahari, maka dia telah mendapatkan salat Ashar."

Karena itu, jika seorang wanita suci sebelum terbit fajar, meskipun waktunya sangat sempit, selama masih sebelum matahari terbit, ia tetap wajib mengerjakan salat Subuh.

Amalan yang Dapat Dilakukan ketika Haid

Meskipun wanita yang sedang haid tidak dibebani kewajiban salat maupun beberapa ibadah lainnya, hal itu bukan berarti ia terhalang sepenuhnya dari beramal. Syariat tetap memberikan banyak pintu kebaikan yang dapat dilakukan selama masa haid, sehingga seorang muslimah tetap bisa mendekat kepada Allah SWT dan menjaga kualitas ibadahnya.

Dikutip dari buku Do'a dan Amalan Istimewa Ketika Datang Bulan susunan Himatu Mardiah Rosana, berikut beberapa amalan yang tetap dapat dikerjakan meskipun sedang haid:

1. Berdzikir

Dzikir menjadi amalan yang dapat menghadirkan banyak pahala, sekaligus membantu menenangkan hati. Hal ini penting karena kondisi haid umumnya membuat suasana hati kurang stabil. Dengan memperbanyak dzikir, kegelisahan dan perubahan suasana hati dapat lebih mudah teratasi.

2. Memberi Makan Orang Miskin

Ketika haid, seorang muslimah tidak dapat berpuasa. Namun semangat beramal tetap bisa diwujudkan dengan memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama mereka yang berpuasa tetapi tidak memiliki kecukupan.

Salah satu hikmah puasa adalah menumbuhkan empati terhadap kaum dhuafa; maka saat sedang haid, hikmah tersebut dapat diterapkan melalui sikap peduli dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan.

3. Menjaga Kebersihan

Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Karena itu, meskipun mandi wajib dan wudu tidak dapat dilakukan untuk tujuan mengangkat hadas besar selama haid, mandi biasa untuk menjaga kebersihan diri tetap dianjurkan. Mengetahui hal ini membuat perempuan lebih tenang dalam beribadah dan bijak dalam menyikapi masa haid.

4. Memperbanyak Infak dan Sedekah

Infak dan sedekah adalah amalan mulia yang dicintai oleh para saleh dan salihah. Pada masa haid, seorang muslimah dianjurkan semakin sering berbagi, misalnya dengan memberikan makanan kepada orang yang berpuasa atau menolong mereka yang membutuhkan.

Nabi SAW bersabda,

"Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian dan perbanyaklah istighfar, karena aku melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita." (HR Muslim)

5. Memperbanyak Silaturahmi

Silaturahmi sangat dianjurkan dalam Islam, terutama kepada kerabat terdekat. Penting bagi seorang muslimah untuk menjaga adab-adab silaturahmi sesuai ajaran agama.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR Bukhari-Muslim)

Sebaliknya, Rasulullah SAW memperingatkan, "Tidak akan masuk surga orang-orang yang memutuskan tali silaturrahim." (HR Bukhari-Muslim)




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads