Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah SAW yang selalu menanggapi dengan penuh keyakinan setiap ucapan Rasulullah mengenai kebenaran Islam. Salah satunya, ia adalah orang pertama yang meyakinkan Isra Mi'raj.
Menyadur buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VII oleh H. Fida Abdilah dan Yusak Burhanudin, Abu Bakar bernama asli Abdullah bin Abi Quhafa, seorang ahli hukum yang jujur, adil, rendah hati, dan bijaksana. Selain itu, ia adalah seorang bangsawan kaum Quraisy yang berkedudukan tinggi di kalangan bangsa Arab dan ia juga termasuk saudagar kaya raya dan dermawan.
Mengutip buku Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra. oleh Abdul Syukur Al-Azizi, Abu Bakar lahir dari seorang ayah bernama Abu Qahafah atau Utsman bin Amir, dan seorang ibu bernama Salman binti Sakhr bin Amir atau dikenal dengan Ummu al-Khair. Ia lahir pada tahun Gajah 572 M atau berbeda 2 tahun 6 bulan lebih muda dari Rasulullah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah wafatnya Rasulullah, Abu Bakar diangkat menjadi seorang khalifah. Hal ini sebagaimana yang dikutip dari buku Pengantar Studi Islam susunan Shofiyun Nahidloh, S Ag, M H I, Abu Bakar menerima jabatan sebagai khalifah pada saat Islam dalam keadaan krisis dan gawat.
Pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah pada saat itu terkesan mendadak karena kondisi dan situasi yang genting pada saat itu bahkan berpotensi perpecahan. Abu Bakar menjabat sebagai khalifah pada tahun 632-634 Masehi.
Kisah Abu Bakar Meyakini Isra Mi'raj
Abu Bakar adalah orang pertama yang meyakini atau mempercayai cerita Rasulullah mengenai Isra Mi'raj. Ini berbanding terbalik dengan kondisi saat itu di mana sebagian besar kaum musyrikin tidak percaya dengan cerita Rasulullah bahkan menganggapnya gila.
Dikisahkan dalam buku Menerima vs Menentang yang ditulis Asri Wulantini, pada suatu pagi Abu Jahal memanggil penduduk Makkah untuk berkumpul, "Dengarkan, wahai kalian semua! Muhammad telah mengaku padaku bahwa semalam ia pergi ke Baitul Maqdis. Tapi lihat, pagi ini dia sudah ada di sini! Jadi, apakah kalian percaya omongannya?" ucap Abu Jahal.
"Alah, dia pasti berdusta. Jarak antara Makkah dan Palestina tidak mungkin bisa ditempuh hanya dalam satu malam," jawab si Fulan.
Salah seorang kaum dari Bani Kaab yang pernah ke Masjidil Aqsa berkata, "Wahai Muhammad, jika benar kau telah mengunjungi Masjidil Aqsha, coba sebutkan ciri-ciri masjid itu kepada kami!"
Rasulullah pun menjelaskan ciri-ciri Masjidil Aqsa dengan rinci.
"Demi Allah! Semua ciri yang ia katakan adalah benar!" ucap si penanya.
Namun, pernyataan itu tidak lantas membuat penduduk Makkah percaya. Mereka malah menuduh Rasulullah sebagai pendusta dan gila, terlebih lagi Abu Jahal.
Jika semua penduduk Makkah tidak percaya, Abu Bakar justru percaya. Abu Bakar adalah orang pertama yang membenarkan perjalanan Rasulullah yang dikenal dengan Isra Mi'raj.
Abu Bakar berkata, "Sungguh, aku tidak ragu sedikit pun dengan apa yang dikatakan Muhammad. Bahkan, lebih dari itu, aku membenarkannya atas berita-berita langit yang datang pada waktu pagi dan sore hari."
Dalam buku lain, Kisah Teladan 20 Sahabat Nabi untuk Anak karya DR. Hamid Ahmad Ath-Thahir, ketika Rasulullah menyampaikan kepada kaum musyrikin perihal perjalanan Isra Mi'raj yang telah dilakukannya, mereka pun tidak mempercayai perkataan beliau. Bahkan mereka menuduh beliau gila.
Pada saat itu, Abu Bakar datang dan mereka berkata, "Sesungguhnya sahabatmu mengaku bahwa dirinya telah pergi ke Baitul Maqdis dan pulang darinya dalam waktu semalam."
Mereka merasa yakin bahwa Abu Bakar akan tidak mempercayai perkataan Rasulullah. Tetapi ternyata Abu Bakar berkata, "Jika Baginda Rasulullah mengatakan seperti itu, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia adalah orang yang jujur."
Mereka berkata, "Bagaimana kamu bisa mempercayai hal ini?"
Abu Bakar menjawab, "Aku telah mempercayai perkataannya bahwa Al-Qur'an telah diturunkan kepadanya dari langit, maka bagaimana mungkin aku tidak mempercayainya dalam masalah seperti ini?"
Mulai saat itulah, Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq karena ia selalu membenarkan ucapan yang dikatakan Rasulullah. Setelah itu, ia pun dikenal dengan nama Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Mengutip buku 150 Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq karya Ahmad Abdul 'Al Al-Thahtawi, Abu Bakar dijuluki Ash-Shiddiq karena beliau sangat mempercayai Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah ra yang berkata, "Ketika Nabi SAW dalam perjalanan ke Masjidil Aqsa saat Isra Mi'raj banyak orang membicarakannya."
Beberapa dari mereka yang telah beriman pun berbalik tidak percaya, lalu mendatangi Abu Bakar dan berkata, "Apa pendapatmu tentang cerita temanmu itu? Dia mengaku telah diperjalankan ke Baitul Maqdis semalam." Abu Bakar balik bertanya, "Dia mengatakan demikian?" Mereka menjawab, "Ya." Abu Bakar berkata, "Kalau begitu dia benar."
"Jika dia pergi ke Baitul Maqdis semalam dan kembali sebelum pagi hari ini, apa engkau akan membenarkannya juga?" tanya mereka lagi. Abu Bakar menjawab, "Seandainya dia mengatakan lebih jauh lagi dari itu, aku akan membenarkannya, baik yang telah lalu maupun yang akan datang."
Setelah itulah Abu Bakar dijuluki dengan Ash-Shiddiq. Ash-Shiddiq diartikan sebagai orang yang selalu mempercayai apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW.
Wallahu'alam.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI