Umar bin Khattab RA dikenal sebagai sosok yang tegas dan berani, bahkan sebelum ia memeluk Islam. Kehidupannya pada masa jahiliah dipenuhi dengan berbagai aktivitas yang mencerminkan kekuatannya sebagai pemuda Quraisy yang berpengaruh.
Sebagai salah satu tokoh penting di kalangan suku Quraisy, Umar memiliki hobi dan kebiasaan yang mencerminkan tradisi masyarakat Arab pada zamannya. Kebiasaan-kebiasaan ini turut membentuk karakter Umar sebelum ia akhirnya menerima cahaya Islam di hatinya.
Kebiasaan Umar bin Khattab sebelum Masuk Islam
Dijelaskan oleh Aminudin dan Harjan Syuhada dalam buku Al-Qur'an Hadis Madrasah Aliyah Kelas X, Umar bin Khattab sebelum masuk Islam memiliki kebiasaan buruk. Berikut ini adalah pembahasan tentang kebiasaan Umar bin Khattab sebelum masuk Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Mengubur Anak Perempuan Hidup-hidup
Umar bin Khattab RA pernah terlibat dalam perbuatan buruk mengubur anak perempuan hidup-hidup, sebuah tradisi jahiliah yang dilakukan demi menjaga kehormatan keluarga.
Salah satu kisahnya yang terkenal adalah ketika ia menggali kubur untuk putrinya yang kemudian menyisir janggutnya, membuat Umar teringat dan menyesali perbuatannya setelah masuk Islam.
Tradisi ini mencerminkan kejamnya adat jahiliah di Makkah yang tidak menghargai kehidupan perempuan. Setelah masuk Islam, Umar menyadari kekeliruannya dan menyesali tindakan tersebut dengan air mata penyesalan yang mencerminkan transformasi besar dalam kepribadiannya.
2. Mabuk
Pada masa jahiliah, Umar dikenal sebagai peminum berat yang sering mengonsumsi anggur dan minuman keras lainnya. Hal ini sesuai dengan budaya masyarakat Quraisy pada saat itu, di mana meminum khamar dianggap sebagai bagian dari gaya hidup.
Namun, setelah menerima Islam, Umar meninggalkan kebiasaan ini sepenuhnya meskipun larangan khamar belum secara tegas diturunkan. Perubahan ini mencerminkan tekad dan komitmennya dalam menjalani ajaran Islam dengan sepenuh hati.
Setelah masuk Islam, Umar bin Khattab RA tetap mempertahankan sifat tegasnya, tapi kini digunakan untuk menegakkan kebenaran dan melawan kemungkaran. Di sisi lain, ia menjadi sosok yang lembut terhadap kebaikan, penuh kasih sayang kepada rakyatnya, dan peduli terhadap kebutuhan mereka ketika dia menjadi seorang khalifah.
Sempat Ingin Membunuh Rasulullah
Diceritakan dalam buku Edisi Indonesia: Biografi Umar bin Al-Khathab karya Ali Muhammad Ash-Shalabi, Umar bin Khattab RA dikenal memiliki sifat keras dan tegas. Sifat ini bahkan membuatnya sempat berniat untuk membunuh Rasulullah SAW.
Umar memandang ajaran Islam sebagai ancaman terhadap tradisi Quraisy yang sudah lama dijunjung tinggi. Dengan amarah yang membara, ia bertekad untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW, bahkan dengan cara yang yang keras sekalipun.
Suatu hari, Umar keluar dari rumahnya dengan membawa pedang yang terhunus, berniat untuk membunuh Rasulullah SAW. Namun, dalam perjalanan, ia bertemu dengan Nu'aim bin Abdullah, yang mengabarkan bahwa saudara perempuan Umar, Fathimah, dan suaminya telah memeluk Islam.
Mendengar kabar itu, Umar langsung menuju rumah Fathimah dengan hati yang penuh amarah. Setibanya di sana, ia mendapati Fathimah dan suaminya sedang membaca lembaran Al-Qur'an, yang semakin memicu emosinya.
Dalam kemarahan, Umar memukul iparnya hingga terluka dan membentak Fathimah. Namun, keteguhan Fathimah dalam mempertahankan keyakinannya membuat Umar terkejut, terutama ketika ia mendengar saudarinya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Ketika melihat lembaran Surah Thaha yang sedang dibaca Fathimah, Umar meminta untuk membacanya. Hatinya tersentuh oleh keindahan dan kekuatan ayat-ayat tersebut, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menemui Rasulullah SAW, bersyahadat, dan memeluk Islam dengan sepenuh keimanan.
(hnh/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
10 Negara yang Warganya Paling Rajin Berdoa, Indonesia Teratas